Apabila Anda melihat sebuah perusahaan atau bisnis yang berhasil atau sukses, tentu rahasia tersembunyinya adalah penerapan content pillar yang bagus.
Content pillar membuat perencanaan konten mulai dari konten website, konten media sosial dan lainnya. Dengan perencanaan yang matang platform tersebut mampu berkembang secara perlahan bahkan cepat. Sebab, konten pillar adalah panduan yang berguna untuk memastikan bahwa konten selaras dengan brand perusahaan dan audiens yang ditarget.
Oleh karena itu, content pilar merupakan hal wajib yang perlu dipahami dan dikuasai oleh profesional yang bergerak di bidang konten. Supaya mengetahui lebih jauh tentang konten pilar beserta fungsi, jenis, contoh dan cara membuatnya, ikuti lebih jauh artikel ini.
Apa Itu Content Pillar?
Content pillar adalah hal yang harus dilakukan pebisnis dan tim konten khususnya yang berkaitan dengan pemasaran digital yang didalamnya berisi tema, kategori, dan cluster yang berfungsi sebagai panduan merencanakan konten.
Senada yang dijelaskan Semrush, konten pilar adalah pedoman yang berisi informasi penting dari strategi konten.
Tidak berbeda jauh, Hello Social memaparkan content pillar adalah pondasi yang berisi topik utama untuk semua strategi konten media sosial perusahaan atau bisnis.
Dari berbagai penjelasan diatas, jika diibaratkan rumah content pillar adalah pondasi yang menopang berjalannya seluruh strategi konten.
Biasanya, content pillar memiliki 3 sampai 5 topik besar yang digunakan sebagai acuan atau panduan untuk mengisi konten di berbagai platform. Keberadaan panduan memiliki manfaat supaya konten tetap sejalan dengan brand.
Dan perencanaan konten pilar umumnya mengacu kepada dua kebutuhan, yaitu kebutuhan audiens atau konsumen dan kebutuhan brand bisnis atau perusahaan.
Selain itu perencanaan konten sangat luas dan tidak hanya ditujukan untuk strategi pemasaran media sosial. Konten pilar bisa juga diterapkan untuk jenis konten berupa infografis, postingan website dan podcast.
Perlu juga Anda ketahui bahwa content pillar mempunyai macam-macam sebutan seperti bedrock content, content buckets, content categories dan cornerstone content.
Setelah mengetahui pengertian content pillars, selanjutnya kita akan membahas mengenai fungsi content pillars untuk bisnis Anda.
Fungsi Content Pillars Untuk Bisnis
Terdapat 5 aspek fungsi content pillar untuk perkembangan bisnis. Meski kelima aspek berikut terbilang biasa tetapi tetap sangat memiliki manfaat, diantaranya adalah:
1. Konten Menjadi Terencana
Content berfungsi membantu Anda untuk menemukan ide konten selanjutnya jika kesulitan mencari ide baru.
Walaupun Anda memiliki content planning, konten pilar tetap membantu pembuatan konten untuk bisnis seperti mengingat ulang berbagai tema atau kategori untuk konten dengan melakukan riset topik baru.
Baca juga: 14 Contoh Content Marketing yang Bisa jadi Rujukan Bisnis
2. Mampu Menyesuaikan dengan Kebutuhan Audiens
Fungsi content pillar selanjutnya adalah mampu mempermudah membuat konten yang cocok dengan kebutuhan audiens.
Membuat content pillar tidak mengacu pada keinginan brand, jika Anda mengacu pada hal itu siap-siaplah untuk rugi.
Karena keberadaan content pillar dibutuhkan untuk mengetahui target market audiens dan menyesuaikannya. Selain itu jangan lupa untuk menyesuaikan dengan tren minat konsumen saat berubah.
Oleh karena itu, beberapa ahli menyebut content pillar bersifat fleksibel.
3. SEO Menjadi Lebih Optimal
Salah satu dari manfaat content pillar selanjutnya adalah SEO konten website lebih terarah dan terstruktur.
Content pillar disebut memiliki peran yang sangat besar pada SEO website karena membuat struktur website seperti navigasi lebih rapi.
Navigasi website yang rapi membuat pengunjung mudah menggunakannya dan berpotensi menaikan skor SEO website.
Hal ini karena search engine atau mesin pencari menilai sebuah website dari keseluruhan bukan dari per halaman.
4. Menaikan Konversi
Content pillar yang dikonsep dengan benar akan sangat membantu efektivitas kinerja perencanaan dan penerapan strategi marketing.
Jika pilar-pilar tersebut berjalan dengan baik ditambah dukungan Call To Action (CTA) yang sesuai dan menarik, konversi penjualan berpotensi mengalami peningkatan.
Baca juga: Apa Itu CTA? Baca Sedikit Langsung Paham!
5. Menjadikan Identitas Brand Lebih Kuat
Sebagaimana yang telah dijelaskan di bagian pengertian bahwa content pillar adalah panduan. Jadi apabila konten yang dibuat tidak berisi hal yang konsisten atau sering berubah-ubah kemungkinan mendapatkan audiens tetap kecil.
Karena audiens akan mengingat brand sebuah bisnis dari apa yang sering ditawarkan. Audiens akan terus mengingat karena identitas brand telah melekat di pikiran dan berhasil meyakinkan kepercayaan mereka.
Oleh karena itu, konten harus terencana supaya identitas brand menjadi kuat dan konten tetap sesuai dengan kebutuhan market audiens supaya tetap diingat audiens dan kemungkinan direkomendasikan kepada orang terdekat.
Baca juga: 5+ Rahasia Social Media Branding, Siap Sukseskan Bisnis Anda
Contoh Content Pillar
Supaya Anda cepat memperoleh gambaran mengenai seperti apa bentuk atau contoh hasil penerapan content pillar, di bawah ini akan dijelaskan secara jelas. Marketing.io menjelaskan terdapat contoh dari 4 jenis-jenis content pillar, yaitu:
1. Promosi
Konten promosi dibuat untuk menambah followers dan membuat followers tertarik membeli produk atau jasa yang ditawarkan.
Pebisnis atau tim konten harus berusaha membuat konten yang anti-mainstream yaitu yang unik, menarik dan kreatif supaya bisa menarik minat followers untuk melakukan pembelian.
Selain itu, Anda juga bisa membuat konten khusus promosi yang didalamnya getol menjelaskan kelebihan produk dan membuat perbandingan dengan produk yang sejenis.
Contoh konten promosi dari jenis content pillar yang pertama ini bisa melihat dari yang dilakukan Samsung.
Sebagai perusahaan yang terkenal sebagai tempat produksi gadget, Samsung pada salah satu kontennya menyebut bahwa produk tablet yang memiliki S-Pen sangat mendukung untuk digunakan bermain, bekerja, desain dan belajar.
Samsung juga menyebut terdapat berbagai fitur unggulan yang dimiliki produk tersebut seperti low latency dan ergonomic design.
2. Hiburan
Konten hiburan berisi hal-hal yang menghibur followers supaya terlibat dengan brand. Biasanya konten tentang kisah lucu, meme, kuis atau giveaway.
Pada bagian ini, tim konten diwajibkan bisa membuat konten hiburan yang didalamnya tetap berkaitan dengan brand.
Salah satu contoh konten hiburan yang mudah dipahami adalah konten yang diposting Netflix di instagramnya.
Sebagai platform penayangan film dan series, tim konten medsos Netflix memposting kompilasi gambar sebuah adegan yang memiliki kemiripan dari dua film disertai caption yang lucu dan menarik.
Dengan cara tersebut, follower yang telah menonton kedua film akan merespon postingan tersebut dan berpotensi membuat followers lainnya menjadi penasaran.
3. Edukatif
Konten yang mengandung hal yang mendidik atau edukasi memiliki nilai tersendiri bagi audiens. Konten edukatif berisi tentang pengetahuan manfaat, cara menggunakan dan masih banyak lagi.
Sederhananya, penggunaan konten edukatif harus berisi hal yang mampu menjawab pertanyaan audiens mengenai produk atau jasa yang ditawarkan.
Bahkan, sebaiknya pebisnis dan tim konten membuat konten yang memiliki fokus mengedukasi audiens mengenai hal yang berkaitan dengan produk.
Contohnya, Anda memiliki bisnis tentang sepatu bola maka konten yang dibuat tidak hanya berisi review sepatu dari berbagai merk.
Lebih bagusnya, selain konten review juga ditambah dengan pengetahuan model sepatu bola yang cocok untuk setiap posisi dan lain-lain.
4. Percakapan
Content pillar berupa konten percakapan ini menggunakan media seperti podcast dimana di dalam percakapan berisi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan produk.
Cara Menentukan Content Pillars
Sebelum membuat content pillar, Anda perlu menentukan content pillar seperti apa yang sesuai dengan brand produk atau jasa Anda.
Hal ini karena content pillar adalah panduan yang membantu memperjelas perencanaan ide konten dan menemukan konten yang sesuai dengan audiens.
Dengan menentukan content pillar, pebisnis atau tim konten tidak akan bingung mengenai tema-tema apa saja yang akan diangkat dan sesuai dengan brand.
Berikut adalah 3 cara optimal dalam menentukan content pillar, yaitu:
1. Menganalisis Tren dan Berita Terbaru
Dalam tahap pertama ini Anda tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menganalisis tren dan berita terbaru. Tetapi bisa juga menyewa platform berbayar jika sangat penting dan dibutuhkan.
Anda bisa memantau berita yang trending melalui berita di berbagai media atau memanfaatkan google trends untuk mengetahui pencarian yang banyak dicari pada 4 jam yang lalu, hari ini, seminggu lalu, sebulan yang lalu dan lain-lain.
Misalnya, Anda memiliki brand produk sepatu bola. Anda bisa memanfaatkan platform tersebut untuk menganalisis tema yang sering digunakan oleh kompetitor dan dibutuhkan oleh audiens.
Setelah mengetahui kedua hal tersebut, Anda bisa menentukan jenis konten pilar apa yang menarik dan berbeda supaya melibatkan audiens.
2. Riset Konten Populer
Tidak berbeda jauh dengan poin pertama, platform seperti google trends bisa digunakan untuk riset secara mandiri konten populer.
Selain itu, platform berbayar seperti ubersuggest bisa juga Anda coba untuk riset mengetahui konten yang populer.
Apabila telah menemukan konten populer, Anda tinggal mengembangkan konten yang telah ada atau menambah konten baru untuk diprioritaskan di akun media sosial atau website.
3. Memperhatikan Data Sebelumnya
Data-data sebelumnya juga bisa Anda kembali jadikan untuk menentukan konten pilar. Data segmentasi pasar yang telah didata bisa dilihat ulang untuk disesuaikan dengan segmentasi pasar hari ini.
Misalnya di data segmentasi sebelumnya konten yang ditujukan untuk pelajar dan mahasiswa banyak trafik. Dari data tersebut, Anda bisa mengembangkan konten yang berkaitan dengan segmentasi tersebut.
Cara Membuat Content Pillars
Apabila topik konten pillar telah ditentukan langkah selanjutnya adalah membuat content pillar.
Content marketing institute menjelaskan terdapat 3 langkah untuk membuat content pillar, diantarnya:
1. Membuat Head Term
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk membuat content pillar adalah membuat head term.
Semrush menjelaskan heard term merupakan topik umum yang dikerucutukan dan diperjelas menjadi topik utama. Misalnya tema sepak bola menjadi sepatu sepak bola.
Biasanya head term hanya terdiri dari satu atau tiga kata dan membahas hal yang luas.
2. Mencari Inti Topik
Apabila head term telah ditentukan cara membuat content pillar selanjutnya mencari inti topik untuk memperjelas konteks head term.
Misalnya, di contoh sebelumnya head termnya adalah sepatu sepak bola. Inti topik dapat berisi “Cara Memilih Sepatu Bola yang Baik dan Benar” dan lain-lain.
Usahakan inti topik hanya berisi 4 sampai 6 kata saja supaya lebih mudah dimengerti.
3. Menjelaskan Sub Topik
Maksud sub topik adalah topik-topik yang masih berkaitan dengan inti topik. Jadi, Anda menjelaskan lebih rinci mengenai topik-topik yang masih berkaitan dengan inti topik.
Penambahan sub topik ini membantu menaikan SEO pada konten website.
Melanjutkan contoh sebelumnya, jika inti topik membahas sepatu bola yang baik dan benar. Anda bisa menambah topik lain dengan menambah “Cara Memilih Sepatu Bola Untuk Posisi Winger” dan seterusnya.
Baca juga: Mengapa Konten Marketing Menjadi Hal Penting Bagi Bisnis?
Pertanyaan Seputar Content Pillar
Dibawah ini adalah beberapa pertanyaan yang sering muncul mengenai konten pilar, yaitu:
Apa Itu Content Pillars?
Content Pillar adalah pedoman yang mempermudah pebisnis dan tim konten untuk menemukan ide membuat konten. Karena content pillar berisi informasi topik utama dan strategi konten.
Apakah Content Pillars Itu Penting?
Content pillar itu penting karena berbagai hal, selain membantu merencanakan pembuatan konten yang konsisten dan relevan dengan audiens. Konten pilar membantu menaikan konversi dan popularitas brand.
Apa Saja Contoh Content Pillars?
Contoh content pillar itu bermacam-macam menurut berbagai sumber. Namun menurut Marketing.io ada 4 yaitu:
- Konten Promosi
- Konten Hiburan
- Konten Edukatif
- Konten Percakapan
Bagaimana Cara Menemukan dan Membuat Content Pillars?
Menurut content marketing institute, ada 3 cara membuat content pillar, yaitu pertama membuat head term, kedua mencari inti topik, dan terakhir menjelaskan sub topik.
Penutup
Content pillars merupakan bagian penting perusahaan untuk menyukseskan perencanaan konten.
Di Dalam konten pilar berisi langkah-langkah yang untuk membuat dan menemukan ide konten. Bagi tim konten content pillar sangat penting karena berisi pedoman atau petunjuk.
Anda yang butuh penjelasan lebih mengenai bentuk konten pilar yang benar, kami siap membantu. Klik banner yang berada di bawah untuk mendapat bantuan dari Sasana Digital.