Digitalisasi menjadikan persaingan bisnis semakin kompetitif. Para pemilik bisnis dituntut terus berinovasi melalui product development untuk tetap bisa bertahan dari tekanan kompetitor.
Merekalah yang terus mencari ide segar yang dapat terus beradaptasi. Selain inovatif, produk juga harus dituntut memiliki kualitas yang baik dengan harga yang kompetitif.
Salah satu cara untuk memenangkan persaingan yang ketat ini yaitu dengan mengembangkan bisnis lewat product development. Dengan product development, perusahaan akan mampu menciptakan produk-produk inovatif.
Selain itu, produk yang sudah beredar akan terus bisa beradaptasi lewat perbaikan-perbaikan yang mungkin diperlukan.
Lantas, apa itu produk development? Bagaimana tahapannya? Simak penjelasannya berikut ini.
Pengertian Product Development
Product Development adalah proses yang bertujuan untuk mengembangkan produk atau jasa dengan bersumber dari data sehingga menghasilkan produk yang dapat diterima oleh pasar.
Dalam proses pengembangan produk, berbagai proses dilakukan mulai dari pembuatan konsep, pengembangan ide, melakukan desain, testing hingga pemasaran.
Product development tidak hanya dilakukan untuk menciptakan produk baru, namun juga bisa digunakan untuk mengembangan produk yang sudah ada.
Baca Juga: Inovasi Produk: Pengertian Lengkap, Tujuan, serta Manfaatnya
Lalu apa sih tahap-tahap pengembangan produk bisnis? Secara umum, ada 8 tahapan dalam product development itu sendiri, yaitu:
1. Pencarian Ide
Hal dasar yang pertama kali dilakukan yaitu mencari ide. Dalam proses pencarian ide, pihak yang terkait bisa menggunakan beberapa pengolahan data yang sistematis agar ide yang nantinya tercipta sesuai dengan permintaan pasar.
Ide tidak hanya muncul dari satu orang atau divisi, ini bisa melibatkan semua orang yang ada di perusahaan. Namun umumnya ini merupakan tanggung jawab seorang product manager.
2. Proses Pengambangan Ide
Setelah mengumpulkan ide, langkah selanjutnya yaitu melakukan seleksi atau penyaringan ide dari semua ide yang sudah ditemukan.
Tentu tidak semua ide dapat direalisasikan, hanya beberapa ide yang akan benar-benar sesuai dan layak untuk masuk ke proses selanjutnya. Ini harus mempertimbangkan estimasi biaya, resiko kegagalan, atau hal lain yang menjadi pertimbangan.
3. Pematangan Konsep
Ide yang sudah dipilih harus dikembangkan menjadi suatu konsep. Konsep ini harus diuji terlebih dahulu. Konsep harus bisa dibaca dan dimengerti oleh semua orang yang terlibat.
Konsep tidak hanya satu, melainkan bisa beberapa konsep yang nantinya akan diuji untuk mengetahui konsep mana yang berpeluang berhasil diterima oleh pasar.
Anda bisa melibatkan pihak eksternal dengan target pelanggan yang berskala kecil. Disini bisa diambil beberapa data yang bisa digunakan dalam penyempurnaan konsep final.
4. Penyusunan Strategi
Setelah menemukan konsep yang matang, maka selanjutnya rencanakan strategi bagaimana konsep tersebut diterima oleh pasar.
Caranya yaitu dengan mengembangkan strategi pemasaran. Dalam istilah marketing ada yang bernama test-marketing, analisis rencana pemasaran, A/B testing, riset biaya produksi (cost of goods), dan lain sebagainya.
Ini bertujuan agar Anda mengetahui daya jual dan daya saing dari produk yang akan anda rilis.
Baca Juga: 5 Strategi Product Market Fit Beserta Indikatornya
5. Analisis Bisnis
Selain dari sisi produk, Anda juga perlu memikirkan dari sisi bisnis. Ini sangat perlu agar manajemen tahu bagaimana proyeksi penjualan jika produk yang dirancang nanti masuk ke tahap produksi.
Selanjutnya mengenai daya ekonomi mulai dari keuntungan penjualan, daya saing, hingga manfaat jangka panjang bagi bisnis. Anda juga perlu memberikan proyeksi mengenai angka minimal dan maksimal dari keuntungan ataupun kerugian.
Dari data inilah, manajemen dapat memutuskan dengan tepat bagaimana produk yang akan dikembangkan ditindaklanjuti.
6. Pengembangan Produk
Setelah semua manajemen setuju, maka selanjutnya baru masuk ke tahap pengembangan produk yang sebenarnya, tidak hanya berupa konsep melainkan masuk ke tahap prototype.
Prototype ini dibuat dalam beberapa versi agar calon pelanggan nantinya dapat memberi masukan bagi perusahaan. Dengan begitu konsumen dapat melakukan evaluasi terkait dengan produk pra-rilis yang sudah dibuat.
7. Prototype Pemasaran
Setelah produk prototype siap, masuk ke tahap prototype strategi pemasaran. Uji pemasaran sangat krusial dalam tahap product development karena dapat menentukan apakah produk berhasil diterima ataupun tidak.
Kadang kala produk yang biasa saja, jika strategi pemasarannya powerful maka akan diterima target market. Sebaliknya, bisa saja produk sebenarnya bagus namun karena pemasarannya kurang baik akhirnya gagal di pasaran.
Jadi prototype pemasaran sangat penting untuk mengetahui proyeksi keberhasilan.
Tidak perlu melibatkan semua target market, Anda hanya perlu melakukan uji pemasaran pada target skala kecil yang di anggap sangat mewakili pasar secara keseluruhan.
8. Melakukan Komersialisasi
Tahap akhir dari product development yaitu melakukan pemasaran untuk mendapatkan penghasilan dari produk yang sudah dikembangkan. Pada tahap awal mungkin neraca tidak akan positif karena membutuhkan biaya pemasaran di awal.
Namun, setelah beberapa bulan manajemen bisa melihat apakah produk berhasil di pasaran ataupun tidak. Jika ternyata hasilnya tidak sesuai ekspektasi maka dapat dilakukan revisi dan evaluasi.
Baca Juga: 9 Strategi dalam Membangun Keunggulan Produk Untuk Bisnis
Tujuan Product Development
Anda mungkin merasakan bahwa kadang kala kebosanan hadir ketika menggunakan suatu produk. Ini bisa disebabkan karena produk tidak memiliki inovasi atau ada produk kompetitor yang menawarkan sesuatu yang lebih.
Teknologi juga berperan dalam perkembangan tren produk di masyarakat. Maka dari itu pengembangan produk sangat penting agar produk yang Anda miliki dapat terus beradaptasi dengan pasar.
Product development melibatkan banyak pihak, termasuk kolaborasi internal dan eksternal untuk mendapatkan ide dan temuan baru. Kreativitas dapat hadir jika kolaborasi berbagai pihak berjalan dengan lancar.
Aspek dalam product development biasanya melibatkan design, manufacturing, distribusi, engineering, market positioning, hingga marketing.
Baca Juga: Apa Itu Product Knowledge? Pengertian Lengkap dan Contohnya!
Penutup
Product development pada hakikatnya berkaitan dengan proses pengembangan ide, pematangan konsep dan percobaan. Jika setiap tahap dilakukan dengan baik, maka perusahaan dapat menemukan winning product yang bisa diterima oleh pasar.
Meskipun proses product development cukup panjang, namun manfaatnya sangatlah besar untuk kelangsungan bisnis dalam jangka panjang. Jika Anda perlu bantuan dalam pengembangan produk, Sasana Digital siap membantu Anda.
Nah, bagi Anda yang masih bingung bagaimana cara mendorong performa bisnis yang masih saja stagnan, Anda bisa menggunakan layanan kami, Audit & Consulting Digital Marketing.
Sasana Digital akan mengidentifikasi, mengukur, serta mencari peluang & ancaman yang akan mempengaruhi perkembangan bisnis Anda kedepannya. Yuk, manfaatkan dulu Layanan Free Consulting kami di sini!