Perkembangan era revolusi industri 4.0 yang telah mengubah cara perusahaan memproduksi, meningkatkan, dan mendistribusikan produk. Perusahaan mengintegrasikan teknologi baru, termasuk IoT, cloud computing, hingga machine learning dalam fasilitas produksi mereka dan di seluruh operasi.
Menggunakan perangkat IoT berteknologi tinggi di pabrik pintar akan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dan kualitas yang lebih baik.
Dengan mengembangkan smart manufacturing memberikan peluang luar biasa bagi industri manufaktur ataupun industri lainnya untuk memasuki revolusi industri keempat. Nah, dalam artikel ini kita akan membahas pengertian revolusi industri 4.0, sejarah, dan dampaknya bagi kehidupan kita. Simak sampai akhir!
Pengertian Revolusi Industri 4.0
Belakangan ini banyak orang-orang yang menyinggung mengenai perkembangan revolusi industri 4.0 karena banyak perkembangan yang terjadi di berbagai bidang, termasuk di bidang Industri. Lantas, apa itu revolusi industri 4.0?
Revolusi Industri 4.0 adalah fenomena yang menitikberatkan pada kolaborasi antara teknologi otomatisasi dan teknologi siber yang merevolusi setiap proses mulai dari produksi hingga distribusi serta berfokus kepada keberlanjutan (Sustainability).Â
Berdasarkan McKinsey Global Survey pada tahun 2019, diketahui 68% responden menganggap era industri 4.0 sebagai prioritas strategis utama. Sedangkan, 70% mengatakan bahwa perusahaan mereka sudah melakukan uji coba atau menerapkan teknologi baru.Â
Era industri 4.0 dibangun di atas penemuan Industri 3.0 yang berlangsung dari tahun 1950-an hingga awal tahun 2000-an, yang mana menghadirkan komputer, barang elektronik, internet, dan masih banyak lagi.Â
Perkembangan revolusi industri 4.0 membawa penemuan-penemuan tersebut melampaui ranah peluang sebelumnya dengan 4 jenis teknologi disruptif dasar yang dapat diterapkan di sepanjang rantai nilai, seperti berikut ini.
- Connectivity, Data, & Computational Power: teknologi cloud, blockchain, sensor.
- Analytics and Intelligence: advanced analytics (analitik tingkat lanjut), machine learning (pembelajaran mesin), artificial intelligence (kecerdasan buatan).
- Human–Machine Interaction: virtual reality (VR) & augmented reality (AR), robotika dan otomatisasi, autonomous guided vehicles (kendaraan berpemandu otonom).
- Advanced Engineering: additive manufacturing (seperti 3-D printing), renewable energy (energi terbarukan), nanoparticles.
Kemunculan revolusi ini beragam hal di berbagai sektor. Pada proses pengaplikasiannya, fenomena ini juga dibantu oleh teknologi informasi sehingga dalam prosesnya keterlibatan tenaga manusia dapat berkurang.Â
Dengan demikian, efektivitas dan efisiensi pada suatu lingkungan kerja akan bertambah. Dalam dunia industri, hal ini tentu saja berdampak signifikan pada kualitas kerja dan biaya produksi.
Baca juga: Apa Itu Perusahaan & Industri Manufaktur? Ini Penjelasannya!
Setelah mengetahui sekilas mengenai apa yang dimaksud revolusi industri 4.0, berikutnya kita akan membahas mengenai sejarah revolusi industri 4.0.
Sejarah Revolusi Industri 4.0
Revolusi industri 4.0 dikenal juga dengan Cyber Physical System (CPS).
Gelombang perubahan di sektor manufaktur ini dimulai pada pertengahan tahun 2010-an dan memiliki potensi yang signifikan untuk operasi dan masa depan produksi.Â
Konsep revolusi industri 4.0 pertama kali dikenalkan pada tahun 2011. Tepatnya dalam Pameran Proyek Industri Hannover Messe di kota Hannover, Jerman. Proyek tersebut merupakan sebuah strategi teknologi tinggi pemerintah Jerman yang mempromosikan komputerisasi manufaktur.
Sejak 2011, fokus perusahaan teknologi adalah memasukkan teknologi terbaru ke dalam produk mereka dan menerapkan prinsip-prinsip industri 4.0 ke dalam produksi nyata.Â
Revolusi industri 4.0 mengacu pada era konektivitas, big data, otomatisasi, dan teknologi manufaktur canggih yang telah mengubah seluruh aktivitas bisnis global selama bertahun-tahun.
Teknologi industri 4.0 menciptakan konektivitas antara Manusia – Data – Mesin. Bahkan, terdapat juga beragam teknologi era digital 4.0 yang bermunculan di era ini, seperti ojek online, tarik tunai lewat ponsel, warung digital, hingga e-commerce sebagai bukti transformasi dari industri retail.
Dalam skala industri, revolusi industri 4.0 juga meningkatkan kemampuan software dan internet untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. Hadirnya industri 4.0 membuat perusahaan menjadi lebih fleksibel, responsif, dan cerdas, sehingga lebih siap untuk mengambil keputusan berdasarkan data.
Dilansir dari Kominfo, perkembangan revolusi industri 4.0 di Indonesia sangat didorong oleh Kementerian Perindustrian. Hal ini dapat dilihat pada penerapan kebijakan e-smart IKM bagi para pelaku usaha untuk bisa menjual produk di platform digital.
Tidak hanya itu, pemerintah Indonesia juga menyongsong perkembangan industri 4.0 melalui persiapan jaringan 5G di seluruh wilayah negeri.
Baca juga: Perkembangan Teknologi Jaringan Seluler 1G, 2G, 3G, 4G, 5G
Jenis Teknologi Industri 4.0
Era digital 4.0 adalah era evolusi yang ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi Ciri-ciri revolusi industri 4.0 adalah adanya interkonektivitas antara smart technology dengan otomatisasi, seperti IoT, big data, 3D printer, dan sebagainya.Â
Di tengah arus industri 4.0, terdapat 9 teknologi industri 4.0 yang menjadi pilar utama dalam pengembangan sektor industri menuju digitalisasi. Nah, berikut ini jenis teknologi revolusi 4.0 yang perlu Anda ketahui.
1. Internet of Things (IoT)
Istilah IoT atau Internet of Things mengacu pada jaringan kolektif perangkat yang saling terhubung, yang mana teknologi tersebut memfasilitasi komunikasi antara perangkat dengan cloud serta antar perangkat itu sendiri.
IoT memiliki hubungan yang erat dengan istilah machine-to-machine atau M2M.Â
Konsep IoT adalah menanamkan teknologi seperti sensor dan software untuk berkomunikasi, mengendalikan, menghubungkan, dan bertukar data melalui perangkat lain selama masih terhubung ke internet
2. Big Data
Saat ini di era digital 4.0, sebuah informasi atau data menjadi aset penting dalam pengambilan sebuah keputusan.Â
Dikutip dari IT Telkom University, Big data adalah sekumpulan data yang memiliki volume atau ukuran yang sangat besar, baik itu data terstruktur (structured), semi terstruktur (semi structured) ataupun data tidak terstruktur (unstructured).Â
Big data juga memiliki beberapa fungsi penting dalam proses pengembangan serta penyempurnaan sebuah data maupun aplikasi, seperti menentukan penyebab serta kegagalan dalam suatu masalah tertentu.
3. Artificial Intelligence (AI)
Artificial Intelligence (AI) adalah bidang ilmu komputer yang dikhususkan untuk memecahkan masalah kognitif yang umumnya terkait dengan kecerdasan manusia, seperti pembelajaran, pemecahan masalah, dan pengenalan pola.
Saat ini, teknologi industri 4.0 jenis AI sudah banyak digunakan seperti pada search engine dan asisten virtual (Siri, Google Assistant, dan Cortana). Selain itu, pengembangan AI juga digunakan pada bidang otomotif seperti kendaraan self-drive.
AI juga memiliki potensi besar untuk memajukan bidang-bidang lain seperti bidang pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, dan reformasi birokrasi.
Baca juga: 4 Perbedaan AI, Machine Learning, dan Deep Learning + Contoh
4. Cloud Computing
Sederhananya, cloud computing adalah kombinasi antara pemanfaatan teknologi komputer dan pengembangan berbasis Internet.
Metode tersebut yang digunakan untuk menyampaikan berbagai macam layanan melalui internet. Layanan yang dimaksud dapat berupa server, database, perangkat lunak, dan lain sebagainya.
Dalam perkembangannya, cloud computing memberi kemudahan dalam menyimpan dan mengakses data di mana saja dan kapan saja.
5. Additive Manufacturing
Teknologi Additive Manufacturing sudah ada cukup lama. Bahkan teknologi ini memiliki beberapa sub teknologi seperti 3D printing, direct digital manufacturing (DDM), dan rapid prototyping.
Additive Manufacturing juga digunakan dalam beberapa sektor mulai dari industri manufaktur, retail, hingga seni rupa.Â
Nah, untuk cara kerja teknologi 4.0 ini cukup berbeda. Sebab teknologi ini lebih berfokus untuk menambahkan material baru serta proses produksinya lebih cepat tanpa harus melakukan produksi ulang.
6. Augmented Reality (AR)
Augmented Reality (AR) adalah sebuah teknologi yang memperoleh penggabungan secara real-time terhadap digital konten yang dibuat oleh komputer dengan dunia nyata.Â
Teknologi ini memperbolehkan pengguna melihat objek maya 2D atau 3D yang diproyeksikan terhadap dunia nyata. Teknologi AR juga dapat ditampilkan di berbagai perangkat, seperti ponsel, webcam, atau kamera, yang nantinya akan berfungsi sebagai output device.Â
7. Cyber Security
Di era digital 4.0, masyarakat telah merasakan kemudahan di berbagai aspek kehidupan, terutama dalam bisnis. Misalnya saja melalui transaksi online yang kini hampir dilakukan oleh semua orang.
Namun, kemudahan tersebut tentunya memiliki potensi ancaman. Potensi seperti pencurian data, penipuan, hingga akses ke informasi sensitif juga perlu diperhatikan untuk keamanan penggunanya.Â
Untuk itu diperlukan Cyber Security. Teknologi Cyber Security (Keamanan Siber) adalah tindakan perlindungan pada perangkat, jaringan, dan data dari ancaman serangan siber serta akses ilegal. Adanya teknologi ini tentunya dapat meminimalisir resiko ancaman yang akan terjadi.Â
8. Simulation
Simulation (Simulasi) adalah sebuah metode untuk mempelajari masalah operasional yang tidak dapat dipecahkan dengan teknik biasa.Â
Simulation akan dilakukan dengan bantuan sebuah model sistem atau proses dengan serangkaian asumsi dan manipulasi yang dicoba untuk menemukan satu atau lebih pemecahan yang dapat diterima.Â
9. System Integration
Perusahaan dengan skala besar, biasanya menggunakan beragam komponen IT untuk proses pekerjaannya. Namun, banyaknya komponen software dan hardware yang digunakan tentu bisa membuat bingung dan kewalahan.
Untuk itu diperlukan teknologi industri 4.0 seperti System Integration. System Integration adalah proses engineering yang mengkombinasikan subsistem atau komponen yang berbeda menjadi satu sistem.Â
Dengan demikian, setiap sistem bisa bekerja bersamaan dan data yang dihasilkan bisa terintegrasi dengan mudah, cepat, dan efisien.
Baca juga: Sejarah Perkembangan Revolusi Industri Era 1.0 sampai 4.0
Berikutnya kita akan membahas mengenai dampak positif dan negatif perkembangan industri 4.0.
Dampak Revolusi Industri 4.0
Forbes menyatakan bahwa revolusi industri generasi keempat memiliki keterlibatan antara intelligent system dan otomatisasi dalam sektor industri, yang mana hal tersebut digerakkan oleh data dengan teknologi machine learning dan artificial intelligence.
Seperti yang kita ketahui, perkembangan industri 4.0 telah mendapat dukungan dari pemerintah. Hal ini tentunya tidak terlepas dari berbagai dampak positif yang ditimbulkan, seperti perkembangan di berbagai sektor. Namun, perkembangan tersebut tentu tidak bisa dilepas dengan dampak negatif.
Lantas, apa saja dampak positif dan negatif perkembangan revolusi industri 4.0? Simak poin-poin penjelasan berikut ini.
Dampak Positif Revolusi 4.0
- Akses komunikasi dan informasi semakin mudah karena dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja dengan perangkat maupun teknologi lainnya.
- Aktivitas produksi menjadi lebih efektif dan efisien dengan tergantikannya tenaga manusia menjadi teknologi. Selain pengurangan tenaga manusia, penggunaan teknologi juga mengurangi biaya produksi dan meningkatkan hasil produksi.Â
- Peningkatan pendapatan nasional sebagai imbas peningkatan produksi barang dalam waktu yang cepat dan kualitas yang baik.
- Menstimulasi perkembangan sektor-sektor lain.
- Peningkatan peluang kerja untuk tenaga ahli dalam membantu, menggerakkan, atau memelihara mesin produksi yang ada.
Baca juga: Apa Itu Era Disrupsi? Berikut Contoh dan Cara Menghadapinya
Dampak Negatif Revolusi 4.0
- Rentan terhadap serangan siber. Hal ini disebabkan penggunaan teknologi selama proses produksi sehingga diperlukan sistem keamanan yang solid dan tangguh.
- Butuh biaya besar untuk proses pemeliharaan mesin atau teknologi. Selain itu, juga diperlukan upaya pemberdayaan SDM untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja agar dapat menjalankan mesin dengan baik.
- Meningkatkannya pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah yang bisa mengancam lingkungan hidup.
- Ketergantungan teknologi semakin meningkat.Â
- Meningkatnya urbanisasi yang juga berdampak pada munculnya gejala kemiskinan di perkotaan, ketimpangan pendapatan per kapita, pengangguran, kriminalitas, polusi udara dan suara, pertumbuhan daerah kumuh, dan sebagainya.
Nah, untuk lebih mudahnya, berikut ini rangkuman dampak revolusi industri 4.0 yang perlu Anda ketahui:
Dampak Positif | Dampak Negatif |
Akses komunikasi dan informasi semakin mudah | Rentan terhadap serangan siber |
Aktivitas produksi menjadi lebih efektif dan efisien | Biaya besar untuk proses pemeliharaan mesin atau teknologi |
Peningkatan pendapatan nasional | Meningkatkannya pencemaran lingkungan |
Menstimulasi perkembangan sektor-sektor lain | Ketergantungan teknologi semakin meningkat |
Peningkatan peluang kerja untuk tenaga ahli | Meningkatnya urbanisasi |
Tabel Dampak Positif dan Negatif Revolusi Industri 4.0
Contoh Penerapan Revolusi Industri 4.0
Lebih lanjut, berikut ini contoh penerapan industri 4.0 yang mungkin telah Anda temui di sekitar Anda.
1. E-commerce dan Marketplace
Contoh revolusi industri 4.0 di Indonesia yang bisa kita temui adalah perkembangan e-commerce dan marketplace. E-commerce ataupun Marketplace adalah salah satu transformasi dari industri retail yang telah tersentuh pengaruh teknologi.Â
Di tahun 2023, kunjungan ke situs e-commerce dan marketplace di Indonesia terus mengalami peningkatan, dengan proyeksi transaksi e-commerce mencapai Rp 600 triliun hingga Rp 700 triliun.
Berdasarkan hasil riset Momentum Works, Indonesia juga masih menjadi pasar terbesar belanja online di Asia Tenggara. Sekitar 52% dari nilai produk yang dijual di Asia Tenggara terjadi di pasar Indonesia.
Baca juga: 25 Marketplace Online Terbesar di Indonesia [Update 2023]
2. Digital Marketing Agency
Digital marketing terus tumbuh mengikuti perkembangan teknologi dan internet yang semakin pesat. Hal yang tampak signifikan adalah beralihnya pemanfaatan marketing konvensional ke marketing digital.
Perkembangan tersebut tentu menjadi perhatian bagi para digital marketer dan agensi digital marketing.Â
Hadirnya agensi digital marketing adalah contoh industri 4.0 yang turut membantu perkembangan perusahaan, brand, atau bisnis dalam meningkatkatkan penjualan serta mempertahankan bisnis di tengah situasi yang tidak menentu.Â
3. Sistem Pembayaran Digital
Contoh revolusi industri 4.0 lainnya adalah berkembangnya sistem pembayaran digital.Â
Pembayaran digital adalah proses transaksi menggunakan uang elektronik dengan metode transfer bank, scan QR, maupun dompet elektronik tertentu yang tersedia dalam platform digital.
4. Layanan Aggregator
Aggregator adalah istilah mengenai sistem bisnis yang bertindak sebagai pengepul.
Dalam hal ini, proses bisnis aggregator dijalankan untuk mendukung pihak atau bisnis lain yang menggunakan jasanya.
Dengan jasa aggregator, pengelolaan bisnis akan lebih mudah, membantu para pebisnis online untuk memperluas pasar, hingga meningkatkan penjualan.
5. Pelatihan & Kursus Online
Contoh revolusi industri 4.0 di Indonesia yang terakhir adalah pelatihan dan kursus online.Â
Berdasarkan McKinsey Global Survey, jumlah pengguna jasa kursus online di tahun 2021 mencapai 220 juta orang atau meningkat 92% yang disebabkan pandemi Covid-19.Â
Perubahan sosial dengan teknologi ini akan bertahan meskipun pandemi telah berlalu dan menjadi potensi bagi platform pelatihan dan kursus daring untuk terus berkembang.
Baca juga: 4 Fungsi MMP (Mobile Measurement Partner) beserta Contohnya
Pertanyaan Seputar Era Revolusi Industri 4.0
Ada beberapa pertanyaan menarik yang berkaitan dengan era revolusi industri 4.0. Di bawah ini tersedia beberapa pertanyaan yang mungkin dapat menjawab rasa ingin tahu Anda seputar revolusi industri 4.0.
1. Seperti Apakah Revolusi Industri 4.0 Itu?
Dikutip dari Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, apa yang dimaksud dengan revolusi industri 4.0 adalah upaya transformasi menuju perbaikan dengan mengintegrasikan dunia online dan lini produksi di industri, di mana semua proses produksi berjalan dengan internet sebagai penopang utama.Â
2. Era Revolusi Industri 4.0 Meliputi Apa Saja?
Di tengah terjadinya industri 4.0, terdapat 9 teknologi yang menjadi pilar utama dalam pengembangan setiap industri yang ada menjadi siap digital, yang meliputi:
- Internet of Things (IoT)
- Big Data
- Artificial Intelligence (AI)
- Cloud Computing
- Additive Manufacturing
- Augmented Reality (AR)
- Cyber Security
- Simulation
- System Integration
3. Mengapa Revolusi Industri 4.0 Sering Disebut sebagai Era Disrupsi?
Alasan industri 4.0 dikatakan era disrupsi teknologi adalah adanya otomatisasi dan konektivitas pada bidang yang akan membuat pergerakan sektor industri dengan persaingan kerja menjadi tidak sejalan.Â
4. Bagaimana Contoh dan Dampak Perkembangan Revolusi Industri 4.0?
Salah satu contoh perkembangan revolusi industri 4.0 yang kita temui adalah perkembangan E-commerce Indonesia. Terutama kini banyak pebisnis yang mulai beralih ke e-commerce dan marketplace untuk berjualan.Â
Dampak perkembangan industri 4.0 juga cukup signifikan, seperti akses komunikasi dan informasi yang semakin mudah hingga peningkatan pendapatan nasional. Namun hal tersebut juga beriringan dengan dampak negatif, seperti rentan terhadap serangan siber dan ketergantungan teknologi.
Penutup
Era revolusi industri 4.0 adalah sebuah bukti yang membawa berbagai peluang untuk perkembangan bagi sektor industri. Dengan mengadopsi teknologi-teknologi secara perlahan, tentunya menjadi langkah tepat bagi perusahaan untuk merespon perkembangan yang membawa manfaat bagi proses bisnisnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, kini Sasana Digital hadir untuk membantu proses bisnis Anda bertumbuh lebih efisien, cepat, dan otomatis dengan pengembangan IT dan Software. Klik banner di bawah ini dan dapatkan Layanan IT dari tim profesional kami untuk proses pendekatan bisnis Anda dengan teknologi terkini.