Blog ›

Perilaku Konsumen di Era Digital: Kenali dan Hadapi

I

Era digital telah mengubah perilaku konsumen dalam banyak hal. Internet telah memudahkan konsumen untuk mencari dan membandingkan produk, layanan, dan harga.

Hal ini juga memudahkan mereka untuk mempelajari produk dan layanan baru yang mungkin menarik bagi mereka. Selain itu, situs media sosial seperti Facebook dan Instagram telah membantu konsumen berbagi informasi tentang apa yang mereka sukai atau tidak dari berbagai produk dan jasa.

Artikel ini akan mengulas bagaimana perubahan perilaku konsumen telah terjadi selama beberapa dekade terakhir dan perlu ditakuti. Terutama pada era saat ini.

Kemajuan Digital Mengubah Perilaku Konsumen

Kemajuan digital telah memberdayakan konsumen, yang kini lebih terdidik dan terinformasi daripada sebelumnya. Dengan internet di ujung jari, konsumen dapat meneliti produk dan layanan dengan mudah.

Mereka dapat membandingkan harga dan fitur dalam hitungan detik, bahkan menit, dan membuat keputusan yang tepat pada apa yang ingin mereka beli.

Baca Juga: 15 Contoh Perilaku Konsumen Lengkap dengan Kasusnya

Konsumen juga memiliki akses ke ulasan dari orang lain yang sudah menggunakan produk seperti mereka sebelumnya. Informasi ini memberi wawasan tentang perasaan orang lain pada penawaran sebuah produk dan jasa.

Jika sebagai pebisnis Anda mencari pendapat konsumen tentang peluncuran produk atau penawaran layanan terbaru, lihat situs ulasan seperti Google Maps atau TripAdvisor (atau bahkan Traveloka).

Begitu juga saat Anda mencari restoran atau salon baru di area sekitar, kunjungi situs-situs ulasan untuk mengetahui apa yang dikatakan orang lain tentang mereka dan apakah mereka akan merekomendasikannya.

Anda akan menemukan banyak ulasan di sana yang mungkin berguna saat memutuskan apakah bisnis Anda harus mengejar peluang tertentu di masa mendatang?

Konsumen Mencari Informasi dan Inspirasi via Internet!

Kini, banyak orang terus mencari informasi dan inspirasi di internet. Sebagai konsumen mencari produk dan layanan, bisa melalui internet.

Lalu berlanjut pada membandingkannya dan membelinya. Tentu ini dapat digunakan untuk keuntungan Anda dengan mempromosikan bisnis melalui media sosial atau iklan digital.

Baca Juga: 5 Fungsi Media Sosial dan Prediksinya Pada Bisnis 2023

Cara Menghadapi Perilaku Konsumen oleh Brand

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh brand agar mudah bersaing dan berkembang dalam menghadapi perilaku konsumen di era digital. Simak lebih lengkapnya di bawah.

a. Perjalanan Pelanggan Menuju Produk

Ketika konsumen dihadapkan oleh banyak pilihan, mereka akan menyortir mana pilihan yang memberikan paling banyak value bagi mereka.

Biasanya konsumen akan menilai berdasarkan pengalaman saat menggunakan produk. Tentu setiap konsumen punya ekspektasi value yang berbeda-beda pada produk.

b. UX

User Experience (UX) jadi elemen penting dalam proses mendevelop produk. Hal tersebut karena user (pelanggan) akan melakukan interaksi dengan produk.

Warna produk yang tidak nyaman di mata, hingga fitur produk yang tidak menggoda (atau bahkan disembunyikan). Bagi konsumen tentu itu jadi penentu produk tersebut akan tetap dipakai atau tidak.

c. Kemudahan Akses

Konsumen online di era digital sangat punya tendensi untuk menyukai satu produk yang mudah dijangkau (seperti ketika berbelanja online).

Konsumen di era digital akan lebih senang belanja di marketplace yang memiliki fitur layanan memudahkan transaksi dan pengiriman. Sehingga, konsumen akan dengan mudah memenuhi kebutuhan mereka tanpa harus repot ke sana dan kemari.

Perilaku konsumen saat mencari informasi di Internet

Ini juga yang membuat banyak perusahaan semangat untuk membangun reputasi di marketplace. Mulai dari bisnis kuliner sampai bisnis fashion.

Kemampuan bisa belanja lewat satu platform membuat bahagia konsumen. Sebab tidak harus pindah tempat sana sini.

d. Penyesuaian Pada Konsumen

Apakah Anda tahu bahwa produk juga bisa punya fitur personality? Itu adalah terobosan terbaru dalam dunia bisnis.

Mungkin Anda lebih familiar dengan yang namanya “order custom”. Seperti logo, warna yang dipakai, atau bahkan produk layanan brand yang dipilih.

Selain itu konsumen di era digital memiliki kecenderungan yang positif dalam menggemari produk yang sesuai atau hampir mirip dengan identitas mereka.

Ibaratnya sama ketika Anda membeli sepatu dan ketika Anda memilih baju. Pasti tidak cuma melihat brand saja bukan?

Bagaimana dengan bentuk produk? Ukuran? Warna dan jenis bahan? Itu semua jadi satu kesatuan. Beberapa produk custom bisa ditemui pada Tokopedia. Juga pada Shopee dan Bukalapak.

Dari logo, desain, sampai warna bisa berbeda antara satu konsumen dengan konsumen yang lainnya. Sebab semua keputusan ada tinggal dipilih oleh konsumen.

Entah dari bentuk produk yang ditawarkan, desain tampilan, bahkan hingga fitur khusus yang membuat mereka memilih salah satu dari produk yang ada.

e. Sediakan Tempat Riset!

Saat Anda berbelanja online, apakah Anda akan melakukan survei kecil-kecilan dengan membandingkan harga barang yang sama antar marketplace?

Kalau iya, berarti Anda tidak sendirian. Memang kecenderungan konsumen kini seperti itu. Dengan tersebarnya informasi yang begitu cepat, kegiatan research tidaklah sulit.

Tak hanya riset tentang harga produk, bahkan isu sensitif macam politik sangat bisa memengaruhi pengambilan keputusan dari seorang konsumen.

Di tahun 2023 bisa saja Anda akan melihat gerakan #UninstallAplikasiJahat pada aplikasi yang memiliki sentimen politik tinggi. Cukup seram bukan?

Dengan melakukan riset sederhana, bahkan calon pelanggan bisa menemukan kesinambungan antara tokoh dengan suatu produk.

f. Eksperimen untuk Tingkatkan Loyalitas

Hampir semua jenis layanan yang sifatnya konsumtif punya program loyalty dalam campaign. Mulai dari Gojek, hingga online marketplace seperti Tokopedia.

Konsepnya sangat menarik dan bekerja dengan baik. Setiap transaksi yang sudah dilakukan konsumen pada layanan tersebut akan diberi hadiah berupa poin.

Besarnya poin juga berbeda-beda tergantung misi yang mereka selesaikan. Sangat menarik bagi pelanggan yang memang setia pada sebuah layanan.

Jika poin yang terkumpul sudah banyak, pelanggan bisa menukarnya dengan voucher maupun hadiah yang sesuai dengan kebutuhannya.

Dari pola tersebut Anda bisa lihat bahwa perusahaan sangat yakin dan percaya pada loyalitas konsumennya. Apalagi itu dapat membawa dampak positif bagi perusahaan.

Mari kita bahas sedikit informasi dari Nielsen yang menunjukan bahwa 92% konsumen akan mau percaya pada rekomendasi dari teman, keluarga, atau idola mereka.

Apakah ada hubungannya dengan loyalitas? Tentu ada dan mari Anda baca lebih jauh lagi. Sebab ini sangat sayang untuk dilewatkan.

Saat Anda menyukai suatu produk, katakanlah perawatan wajah. Ketika harganya terjangkau dan produk juga bekerja dengan baik. Apa yang akan terjadi?

Secara otomatis biasanya, Anda sebagai konsumen akan berbagi pengalaman dengan orang-orang yang ada disekitar. Maka dari hal ini, 92% orang akan percaya bahwa produk yang dipakai seorang pelanggan itu benar-benar bagus.

Hal ini dari segi keilmuan biasa disebut dengan Word of Mouth (WOM). Coba bayangkan, tanpa mengeluarkan biaya marketing yang mahal, sebuah brand bisa mengakuisisi konsumen di era digital lewat W.O.M ini.

Oleh karena itu, sekarang perusahaan atau brand berlomba-lomba dalam membuat program loyalitas semenarik mungkin.

Sehingga pelanggan bisa betah dan “ketagihan” pada suatu merek. Hingga mampu membawa calon pelanggan lain untuk menggunakan brand atau merek yang sama.

Baca Juga: 5 Contoh Tranformasi Digital oleh Perusahaan di Indonesia

Hal ini juga yang sebetulnya menjadikan KOL sebagai teknik pemasaran yang diunggulkan. Kebanyakan oleh mereka yang memiliki budget besar pada pemasaran.

g. Jadilah Follower

Orang bijak pernah berkata “be a good follower”. Pernah dengar kalimat itu? Anda tidak perlu jadi yang pertama.

Namun, jadilah seseorang yang pandai melihat peluang, termasuk dalam berbisnis. Kita lihat saja Instagram, apakah instagram merupakan media sosial pertama?

Bukan. Apakah IG memiliki fitur paling terlengkap? Tidak, fitur yang ditawarkan lebih sedikit daripada Facebook. Tetapi kenapa IG bisa jauh lebih digemari oleh orang Indonesia?

Perubahan perilaku konsumen di era digital khususnya di Indonesia terhadap media sosial terlihat sejak adanya Facebook. Meski sebelum FB  ada yang namanya friendster, my space, dll.

Nyatanya orang di Indonesia baru terlihat perilaku konsumen pada cara konsumsi produk dimulai dari Facebook.

Masih ingat dulu sempat tenar jual-beli baju couple di FB? Puncaknya ketika Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna aktif facebook terbesar di dunia.

Dengan adanya antusiasme orang terhadap layanan digital seperti media sosial, hadirlah Instagram dengan menonjolkan layanan digital yang memanjakan visual para netizen di negara Indonesia.

Kemudian ternyata orang-orang di Indonesia justru lebih senang berinteraksi di dalam platform tersebut.

Bahkan, cukup membuat facebook kesal dan berakhir dengan membeli perusahaan Instagram itu. Menarik bukan?

Media Sosial Mengubah Cara Membandingkan, dan Membeli Produk/Layanan

Munculnya media sosial telah mengubah perilaku seorang konsumen. Sebab membuat lebih mudah dalam membandingkan produk dan layanan.

Media sosial membuat para konsumen berbagi informasi soal produk dengan teman, keluarga, dan konsumen dalam komunitas.

Berbagi ini dapat membantu pada proses mengambil keputusan yang lebih baik tentang apa yang akan dibeli.

Media sosial juga memungkinkan konsumen untuk membeli produk secara langsung dari merek melalui platform marketplace seperti Tokopedia dan Shopee (pasar online terbesar di Indonesia).

Sebagai hasil dari perubahan ini, bisnis membutuhkan strategi yang mempertimbangkan fenomena era digital mengubah cara konsumen memilih barang dan jasa saat ini.

Baca Juga: 15 Marketplace Online Terbesar di Indonesia

Efek Psikologis Pada Konsumen di Era Digital

Perilaku yang terjadi pada konsumen di era digital menghasilkan sebuah fenomena tersendiri yang bisa kita lihat dari sisi psikologis. Berikut penjelasannya.

1. Menghindari Kerumitan Sebisa Mungkin

Harga yang murah tak lagi jadi satu-satunya hal menarik bagi konsumen. Bisa jadi kemudahan dalam pemesanan dan metode pembayaran lebih disukai.

Tren pembayaran cashless atau non-tunai juga sudah marak. Maka ini mengharuskan setiap pebisnis menyediakan pembayaran yang lebih mudah.

Fitur-fitur canggih pada sistem kasir online akan mempersingkat waktu pemesanan, menyediakan metode pembayaran yang mudah.

2. Tak Mau Ketinggalan Zaman soal Bergaya

Melalui internet informasi jadi menyebar dengan sangat cepat. Hal itu ternyata berimbas pada perubahan tren yang juga terjadi dengan sangat cepat.

Internet juga kadang kala membuat sebuah tren menjadi trending, yang mendorong konsumen untuk mengikuti tren yang tengah terjadi.

Apalagi gen-z yang cenderung selalu ingin terlihat paling kekinian. Dengan perilaku konsumen tersebut, sebagai pebisnis perlu menentukan strategi pemasaran secara tepat.

3. Belanja Sesuai Kebutuhan

Di luas sana banyak penjual menyediakan produk yang mudah dimodifikasi sesuai selera konsumen. Hal itu  mendorong peningkatan tren produk sesuai dengan kebutuhan atau keinginan.

Oleh sebab itu menghadirkan produk sesuai dengan permintaan atau on demand menjadi sebuah daya tarik tersendiri.

Sebagai contoh, ketika brand Anda menyediakan menu sapi panggang dengan bermacam-macam level kepedasan dan jumlah potongan yang bisa diatur sesuka hati.

Melalui produk tersebut yang telah ‘disesuaikan’ dengan kebutuhan pelanggan, konsumen bisa mendapat kepuasan tersendiri sehingga berdampak pada loyalitas terhadap brand tersebut.

4. Membandingkan Kualitas dengan Melihat Review

Seperti yang kerap dilakukan konsumen, sebagian besar mereka saat ini akan mencari tahu mengenai kualitas sebuah jasa dari review yang ada di internet.

Biasanya mereka melihat halaman hasil pencarian Google, media sosial, atau kolom testimoni yang terdapat pada toko online sebuah brand.

Oleh sebab itu, untuk bisa lebih unggul dibanding dengan kompetitor, pastikan Anda selalu menjaga kualitas produk dan layanan yang terbaik kepada pelanggan.

Penutup

Seperti yang sudah kita lihat, era digital kini mengubah perilaku konsumen dalam banyak aspek. Terutama dalam mencari informasi dan inspirasi.

Pentingnya mengenal para konsumen jadi sangat krusial bagi bisnis apa pun yang ingin sukses di era saat ini. Jika Anda mau membangun basis pelanggan yang kuat untuk bisnis, maka silakan klik banner di bawah dan konsultasikan bersama kami.

Bagikan Artikel Ini

Layanan Sasana Digital