Setiap perusahaan pasti menginginkan profit yang besar untuk meraih keuntungan dan menjaga keberlangsungannya di dunia industri.
Salah satu yang dapat mendukung peningkatan profit adalah tingginya jumlah permintaan pasar. Hal ini, membuat perusahaan harus melakukan produksi massal untuk memenuhinya.
Lalu, ada apa saja yang perlu Anda pahami dalam kegiatan produksi massal? Berikut penjelasannya.
Pengertian Produksi Massal
Menurut KBBI, kata “Massal” adalah istilah yang merujuk kepada sesuatu yang mengikutsertakan atau melibatkan orang banyak. Apabila dikaitkan dengan kata “Produksi”, maka maknanya:
Mass Production atau Produksi Massal adalah kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan dalam memproduksi barang dalam jumlah besar dan biasanya dilakukan secara terus-menerus (Kontinyu).
“Memang apa sih tujuan dilakukannya produksi massal?”
Tujuan produksi massal itu sendiri adalah untuk memenuhi berbagai kebutuhan konsumen yang makin bertambah jumlahnya seiring berjalannya waktu, sedangkan dari sisi perusahaan adalah untuk meningkatkan keuntungan melalui efisiensi saat proses produksi.
Kegiatan produksi massal ini tidak dapat dilakukan oleh pekerja saja, melainkan membutuhkan bantuan dari berbagai jenis mesin pada saat prosesnya sehingga menghasilkan barang sesuai permintaan target pasar.
Perusahaan yang akan melakukan kegiatan produksi massal perlu melakukan perencanaan yang matang sebelum menjalankannya.
Hal ini diperlukan agar kegiatan produksi massal tidak hanya berorientasi pada jumlah produk yang dihasilkan, melainkan juga menjaga produk sesuai standar kualitas yang telah ditentukan. Sehingga, kepercayaan konsumen dapat tetap terjaga sekaligus menjadikan mereka tetap setia dengan barang yang diproduksi oleh perusahaan.
Latar Belakang Produksi Massal
Dikutip dari Wikipedia, istilah produksi massal pertama kali dipopulerkan pada tahun 1926 oleh Encyclopædia Britannica yang merujuk pada perusahaan bernama Ford Motor Company, sebuah produsen mobil asal Amerika Serikat yang begitu berpengaruh di Negeri Paman Sam tersebut.
Pada zaman itu, Ford menggunakan metode yang cukup efisien pada lini perakitan dalam memproduksi mobil sekaligus melakukan manajemen buruh dalam skala besar.
Seiring berjalannya waktu, konsep produksi massal ini pun menyebar ke industri-industri lain contohnya dalam proses produksi bahan makanan, bahan kimia, bahan bakar, cairan, sampai tekstil.
Hingga kini, produksi massal telah menjadi semakin modern karena dibantu dengan berbagai macam teknologi seperti AI, robotik, teknologi nano, big data, dan sebagainya.
Baca Juga: Proses Manufaktur: Pengertian, Jenis, hingga Contohnya
Bagaimana Peranan Produksi Massal?
Mengingat kegiatan produksi massal dilakukan secara berulang oleh sebagian besar perusahaan manufaktur, tentu hal ini akan berpengaruh kepada banyak hal.
Untuk memahami seperti apa pengaruhnya, simak dulu 2 prinsip dasar dalam produksi massal.
2 Prinsip Produksi Massal
Dikutip dari Britannica, terdapat 2 prinsip utama dalam produksi massal, yaitu pemanfaatan sumber daya manusia dan penggunaan alat yang teroptimasi.
a) Spesialisasi Tugas SDM (Sumber Daya Manusia)
dalam menjalankan produksi massal, perusahaan banyak menggunakan mesin-mesin untuk melakukan proses produksi secara terus menerus, sehingga perusahaan hanya membutuhkan sedikit SDM dalam kegiatan produksi ini.
Sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam produksi massal biasanya dibutuhkan keterampilan khusus dan dibagi pada beberapa bagian saja. Misalnya seperti operator mesin, pengawas dan bagian Quality Control.
b) Penggunaan Alat yang Terotomatisasi
Proses produksi pada aktivitas produksi massal biasanya berjalan secara terus menerus dan berulang. Oleh karena itu, aktivitas produksi massal ini biasanya memanfaatkan alat yang sudah terotomatisasi oleh sistem.
Otomatisasi alat dalam produksi massal ini dapat memberikan banyak manfaat, seperti mengurangi kesalahan produksi, mengurangi beban biaya karyawan dan efisiensi waktu produksi.
Dengan alat yang terotomatisasi ini dapat meningkatkan akurasi dan juga melakukan pengulangan yang baik dalam proses produksi massal.
Pengaruh Produksi Massal Terhadap Bisnis dan Perekonomian
Pada dasarnya, kegiatan ekonomi adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kemudian, bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok dengan aktivitas yang dilakukan yaitu produksi, penjualan dan pembelian.
Dalam praktik produksi massal ini memberikan pengaruh sekaligus pada sektor bisnis dan ekonomi, karena sejatinya dua hal ini saling berkaitan satu sama lain.
Kegiatan produksi massal memberikan pengaruh bagi ekonomi berupa pemenuhan kebutuhan sehari-hari, mulai dari kebutuhan rumah tangga seperti pangan, pakaian dan produk perawatan tubuh yang dibutuhkan setiap hari.
Dalam skala yang lebih besar, kegiatan produksi massal yang dilakukan oleh perusahaan ini memberikan dampak bagi perekonomian sebuah negara.
Karena sebuah perusahaan pasti berputar pada aktivitas produksi, konsumsi dan distribusi dalam satu waktu yang bersamaan.
Dalam kegiatan produksi massal, perusahaan melakukan sebuah perencanaan dengan memasukkan kebutuhan yang akan diperlukan untuk proses produksi, baik bahan baku maupun kebutuhan secara teknis.
Seperti misalnya menentukan waktu untuk memenuhi permintaan dan menentukan strategi agar produk yang dihasilkan dalam proses yang bersamaan ini tetap dapat terjaga standar kualitasnya.
Melalui kegiatan produksi massal, dengan produk berkualitas yang dihasilkan merupakan bagian dari peran sebuah perusahaan dalam perekonomian. Dalam hal ini, perusahaan menjalankannya perannya sebagai produsen.
Selain itu, kegiatan produksi massal juga mempengaruhi produktivitas sebuah perusahaan. Di mana hal ini akan memberikan dampak pada pelayanan konsumen berupa pemenuhan permintaan dan kualitas produk yang diberikan.
Baca Juga: Apa Itu Perusahaan & Industri Manufaktur? Ini Penjelasannya!
Pemicu Timbulnya Ide Produksi Massal
Setiap perusahaan yang berorientasi pada profit tentu memiliki tujuan mendapatkan keuntungan dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memadukan potensi perusahaan dengan peluang pasar.
Untuk meningkatkan jumlah profit dan memberikan pengaruh pada bisnis industri, perusahaan melakukan sebuah kegiatan produksi massal.
Berikut beberapa hal yang menjadikan produksi massal ini dilakukan oleh perusahaan:
1. Meningkatnya Angka Supply & Demand
Dalam dunia industri ada istilah yang biasa digunakan seperti supply dan demand. Secara umum, supply adalah jumlah keseluruhan dari barang yang akan dijual oleh perusahaan kepada konsumen, atau dapat juga dikatakan jumlah penawaran.
Kemudian, demand adalah jumlah keseluruhan barang yang diinginkan oleh konsumen untuk dibeli, atau dapat dikatakan dengan permintaan.
Sesuai hukum penawaran, jumlah supply biasanya berbanding lurus dengan harganya. Artinya ketika harga naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah.
Dan terjadi sebaliknya pada hukum permintaan, di mana saat harga barang naik, maka jumlah permintaan barang akan berkurang dan sebaliknya.
Meningkatnya jumlah supply dan demand ini menjadi salah satu pemicu bagi perusahaan untuk melakukan produksi massal pada produk yang menjadi permintaan konsumen dan sebagai persediaan supply perusahaan.
2. Ketersediaan Barang yang Masih Terbatas
Faktor selanjutnya yang menjadikan sebuah perusahaan melakukan kegiatan produksi massal adalah ketersediaan barang yang masih terbatas di tengah permintaan yang semakin meningkat dan bertambah setiap harinya.
Dengan dilakukannya kegiatan produksi massal oleh perusahaan dapat menjadi solusi keterbatasan barang yang dibutuhkan, karena hasil produksi dari kegiatan produksi massal memiliki jumlah dalam skala yang besar.
3. Masih Sedikitnya Jumlah Produsen
Jumlah produsen yang masih sedikit melakukan produksi barang menjadi kebutuhan masyarakat juga menjadi pemicu dilakukannya kegiatan produksi massal.
Hal ini menjadi peluang bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan jumlah penjualan seiring dengan masih sedikitnya jumlah produsen dari produk yang diproduksi oleh perusahaan pada bidang yang sama.
4. Munculnya Peluang Bisnis yang Menjanjikan
Sebuah pelaku usaha tentu memiliki kemampuan dalam melihat sebuah peluang untuk peningkatan sebuah bisnis.
Kegiatan produksi massal ini menjadi salah satu peluang bisnis yang menjanjikan bagi perusahaan yang menjalankannya dengan perencanaan dan strategi yang baik.
Baca Juga: Sejarah Perkembangan Revolusi Industri Era 1.0 sampai 4.0
5 Karakteristik dan Ciri-ciri Produksi Massal
a. Divisi Tenaga Kerja Khusus
Sebagian besar proses produksi massal adalah memanfaatkan mesin dalam menjalankan proses produksi ini. Namun, produksi massal masih tetap membutuhkan tenaga kerja manusia, misalnya seperti produksi kendaraan bermotor.
Tenaga kerja manusia dibutuhkan pada titik-titik tertentu dalam sebuah proses produksi massal. Misalnya seperti pada produksi mobil, dibutuhkan tenaga kerja manusia untuk bagian memasang baut, uji coba kemudi, dan sebagainya.
b. Aliran Produksi yang Lancar
Sebuah aktivitas produksi massal harus memiliki aliran produksi yang lancar. Dari satu tahap ke tahap lainnya harus berjalan dengan tepat dan tetap sehingga proses produksi dapat terjaga polanya.
Misalnya, pada produksi makanan seperti mie instan. Maka ada proses pembuatan mie, pemotongan mie sesuai ukuran, penambahan bumbu, dan pengemasan, sampai pada pengepakkan ke dalam kardus.
c. Memiliki Standarisasi
Proses produksi massal adalah aktivitas menghasilkan produk dalam jumlah yang besar. Sehingga dalam prosesnya, produksi massal ini harus memiliki sebuah standarisasi.
Standarisasi akan membantu produksi massal dapat menghasilkan barang yang sama dalam jumlah yang besar dan waktu yang relatif cepat.
Saat sebuah perusahaan ingin melakukan perubahan pada output barang yang dihasilkan, maka akan membuat perubahan yang signifikan dan membutuhkan waktu yang lama dalam proses perubahan sistem.
Oleh karena itu, setiap produksi massal harus memiliki standarisasi yang konsisten dalam menghasilkan output barang yang dihasilkan.
d. Jumlah Permintaan yang tidak Pasti
Dalam sebuah aktivitas produksi massal, biasanya barang diproduksi dengan jumlah yang berskala besar. Ini dikarenakan tidak pastinya jumlah permintaan seperti pada produksi batch.
Produksi massal mengutamakan efisiensi dalam sebuah proses produksi. Namun, permintaan yang tidak pasti ini membuat barang yang diproduksi biasanya dijual dengan harga sesuai biaya produksi atau dengan harga murah.
e. Biaya Awal yang Tinggi
Pada saat perusahaan memutuskan untuk memulai menjalankan produksi massal, ada beberapa kebutuhan yang perlu disediakan dalam menunjang sebuah proses yang disederhanakan ini.
Sumber daya yang dibutuhkan mulai dari pabrik dan mesin produksi serta tenaga kerja yang terlatih. Ini membutuhkan biaya yang cukup signifikan.
Baca Juga: Mengenal Konsep Smart Manufacturing dalam Dunia Industri
Tahapan Produksi Massal
Kegiatan produksi massal tidak serta-merta langsung mengeksekusi setiap bahan baku yang ada di inventori menjadi produk jadi. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebagai syarat melakukan produksi, yaitu:
1) Tahap Perencanaan Produksi Massal
Tahap awal dalam produksi massal adalah membuat peta konsep perencanaan produksi dari awal hingga akhir. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Persiapan Rencana Produksi
- Penyusunan Jadwal Proses Produksi
- Perencanaan Pengadaan Bahan Baku
- Penyusunan Jadwal Operasional
- Perencanaan Komunikasi kepada para Stakeholder
Alasan pentingnya membuat tujuan perencanaan produksi massal ini adalah agar proses produksi dapat berjalan lancar hingga akhir dengan menjamin hasil terbaik di setiap prosesnya tanpa ada kesalahan sedikitpun.
2) Membuat Product Requirements Document (PRD)
Dikutip dari Perforce, Product Requirements Document (PRD) adalah outline dari sebuah persyaratan produk yang ingin dibuat sehingga orang-orang yang terlibat akan tahu bagaimana gambaran produk tersebut.
Setidaknya, terdapat 4 elemen yang harus ada di dalam sebuah PRD adalah:
- Purpose – Tujuan Pembuatan Produk
- Features – Fitur-fitur yang Terdapat pada Produk
- Release Criteria – Kriteria Rilis
- Timeline – Linimasa
Anda dapat mencari sendiri contoh template PRD yang banyak tersedia di internet.
3) Tahap Validasi dan Pengujian Teknik (EVT)
Pada tahap EVT atau Engineering Validation and Testing, tim produksi akan melakukan serangkaian pengujian agar fitur-fitur teknis yang disebutkan di dalam PRD dapat benar-benar dimiliki oleh produk.
Selain itu, proses pada tahap ini juga akan meminimalisir bahkan menghilangkan risiko-risiko agar produk dapat diproduksi sesuai dengan harapan.
4) Tahap Validasi dan Pengujian Desain (DVT)
Selanjutnya pada tahap DVT atau Design Validation and Testing, produk yang akan diproduksi diuji terlebih dahulu bagaimana bentuk tampilannya, mulai dari bahan hingga gambaran mengenai bentuk akhirnya seperti apa.
Di era modern seperti sekarang, tidak jarang banyak perusahaan yang menggunakan teknologi 3D CAD Modeling hingga 3D printing untuk membantu tim membuat sebuah prototype.
5) Tahap Validasi dan Pengujian Produksi (PVT)
Lalu pada tahap PVT atau Production Validation and Testing atau lebih mudahnya disebut pra produksi, merupakan tahap di mana menguji kemampuan produksi dengan skala yang lebih kecil namun tetap sesuai dengan perencanaan awal.
Tahap ini akan melihat sejauh mana tingkat kesiapan serta kelayakan apabila nanti masuk ke tahap produksi massal.
6) Menjalankan Proses Produksi Massal
Yang terakhir adalah tahap di mana melakukan produksi massal itu sendiri, namun tidak semata langsung diproduksi semuanya.
Akan tetap ada penyesuaian terhadap kapasitas produksi sehingga terkadang produksi massal nantinya dapat dijalankan dalam beberapa gelombang.
Itu tadi tahapan produksi massal yang harus dilalui mulai dari tahap perencanaan, pembuatan dokumen, pengujian-pengujian, hingga proses produksinya. Selanjutnya, mari kita bahas apa saja keuntungan dan kerugian produksi massal bagi perusahaan.
Keuntungan Produksi Massal Beserta Kerugiannya
Pada praktik produksi massal tentu memiliki keuntungan dan kerugian dalam menjalankannya. Berikut keuntungan dan kerugian melakukan produksi massal.
Keuntungan Produksi Massal
Terdapat beberapa keuntungan utama melakukan produksi massal, yaitu:
1) Produktivitas Perusahaan Meningkat
Adanya produksi massal dalam sebuah perusahaan dapat menjadi pendukung peningkatan produktivitas sebuah perusahaan.
Proses produksi yang dilakukan dapat menghasilkan barang dalam jumlah yang besar dan mampu memenuhi permintaan konsumen terhadap produk yang diproduksi.
2) Efektif dan Efisien Waktu Mulai dari Tahap Produksi Hingga Distribusi
Proses produksi massal yang memanfaatkan sumber daya berupa mesin yang mampu memproduksi barang dengan jumlah yang besar dan dalam waktu yang relatif sebentar ini menjadi indikator efisiensi waktu sebuah perusahaan.
Produk yang dihasilkan dari aktivitas produksi massal yang diproduksi dengan cepat ini dapat dengan cepat juga untuk selanjutnya didistribusikan dan memenuhi kebutuhan konsumen.
Hal ini dapat menjadi daya saing perusahaan dalam memberikan pelayanan yang baik terhadap konsumen.
3) Biaya Produksi Menurun untuk Jangka Panjang
Praktik produksi massal dalam sebuah perusahaan ini umumnya hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja, sehingga biaya yang dibutuhkan untuk produksi dapat dikurangi melalui pengurangan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Selain itu, proses produksi yang berulang dan terus menerus ini memberikan dampak minimnya terjadi kesalahan atau kegagalan produksi, sehingga jumlah kerugian dari proses produksi juga dapat diminimalisasi.
4) Menghasilkan Produk Seragam dengan Kualitas yang Baik
Terakhir, produk-produk seragam yang dihasilkan dalam kegiatan produksi massal ini pun memiliki kualitas yang cukup baik dikarenakan tingkat ketelitian yang cukup tinggi pada prosesnya.
Namun perlu untuk diperhatikan, kunci utama dalam meraih kesuksesan produksi massal tersebut tidak lain disebabkan karena perencanaan yang matang mulai dari tahap pra produksi hingga ke tahap produknya siap untuk didistribusikan.
Kerugian Produksi Massal
Sejalan dengan keuntungan yang diterima, ternyata juga terdapat 3 kerugian dalam melakukan produksi massal, yaitu:
1) Modal yang Dibutuhkan Sangat Besar
Bagi perusahaan yang merencanakan sebuah produksi massal perlu mempertimbangkan terkait dengan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan produksi massal.
Praktik produksi massal di dunia industri ini membutuhkan mesin-mesin dengan skala besar yang akan digunakan untuk memproduksi barang secara massal.
Selain itu, perusahaan juga perlu menyiapkan tenaga ahli dengan kemampuan khusus yang akan membantu dalam melakukan pengaturan dan standarisasi mesin.
2) Berpotensi Menurunkan Motivasi para Pekerja
Produksi massal memberikan dampak positif bagi perusahaan yaitu untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Hal ini menjadikan pekerja harus dapat menyesuaikan dengan laju produksi massal.
Penyesuaian pekerja terhadap laju mesin produksi tentu menjadikan pekerja akan sangat merasa kelelahan, sehingga dapat menurunkan semangat dan motivasi dalam bekerja.
3) Membutuhkan Peningkatan & Pembaruan dengan Prinsip Zero Mistake
Dalam praktiknya, produksi massal membutuhkan peningkatan serta pembaruan sistem seiring dengan berkembangnya inovasi dan juga permintaan baru di pasaran.
Hal ini menjadikan perusahaan harus mengeluarkan sumber daya ekstra yang tentu akan membutuhkan waktu dan biaya yang tidak kecil jumlahnya.
Selain itu, proses produksi massal juga harus berjalan sesuai dengan prinsip Zero Mistake pada tiap proses maupun pembaruannya. Bayangkan jika ada saja 1 kesalahan, maka keseluruhan hasil produksi dapat dikatakan gagal.
Studi Kasus Produksi Massal dalam Dunia Industri
Sebuah produksi massal memberikan manfaat efisiensi waktu dan cepat dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat sehari-hari. Barang-barang yang Anda temui setiap hari merupakan hasil dari produksi massal yang dilakukan oleh perusahaan industri.
Seperti halnya ponsel, makanan kaleng dan kendaraan bermotor yang Anda gunakan setiap hari.
Sebuah proses produksi untuk memproduksi barang-barang tersebut secara massal ini tentu berbeda dengan produksi barang yang dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja manusia secara penuh, seperti produk kerajinan dan sebagainya.
Hal inilah yang membuat produksi massal banyak dilakukan dalam praktik dunia industri, produksi massal memberikan manfaat efisiensi secara waktu dalam memenuhi permintaan konsumen.
Selain itu,harga yang diberikan juga biasanya relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan produk yang tidak diproduksi secara massal, sehingga konsumen dapat menyesuaikan kebutuhan dengan kemampuannya untuk membeli sebuah produk.
Baca Juga: 6 Kegagalan Utama Industri Manufaktur Serta Cara Mencegahnya
Contoh Produksi Massal
1. Produksi Massal Kendaraan Bermotor (Industri Otomotif)
Produksi massal otomotif dan kendaraan bermotor ini sudah banyak dilakukan, salah satunya adalah PT. Astra Daihatsu.
PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) adalah Agen Tunggal Merek mobil Daihatsu di Indonesia yang memiliki hak untuk mengimpor, merakit dan membuat kendaraan bermerk Daihatsu/Toyota, dan komponen serta bisnis terkait di Indonesia.
ADM merupakan perusahaan joint venture antara Daihatsu Motor Company dengan Astra International yang ada sejak tahun 1978.
Pada tahun 1973, perusahaan ADM mendapatkan hak untuk mengimpor kendaraan Daihatsu ke Indonesia. Tiga tahun kemudian, Astra ditunjuk menjadi agen tunggal, importir dan distributor tunggal kendaraan Daihatsu di Indonesia.
Kegiatan merakit dan membuat kendaraan bermotor inilah yang merupakan contoh proses produksi massal pada kendaraan bermotor.
2. Produksi Massal Makanan Kaleng (Industri Makanan)
Selanjutnya, contoh produk yang diproduksi secara massal adalah produk makanan kaleng. Di Indonesia ada banyak sekali perusahaan yang memproduksi makanan dengan kemasan kaleng.
Seperti produk susu formula, produk buah dalam kemasan kaleng dan produk olahan daging. Salah satu contohnya adalah kornet beef yang diproduksi oleh PT. Bahtera Wiraniaga Internusa.
Pronas merupakan pelopor makanan kaleng yang awalnya memproduksi makanan kaleng dan daging beku yang sudah bersertifikasi halal oleh MUI.
3. Produksi Massal Makanan & Minuman Kemasan
Contoh produk yang diproduksi secara massal adalah produk makanan dan minuman dalam kemasan. Salah satu perusahaan yang melakukan produksi massal ini adalah PT. Mayora Indah Tbk.
Berbagai produk yang diproduksi oleh PT. Mayora mulai dari berbagai macam biskuit, minuman dan makanan ringan lainnya.
4. Produksi Massal Perangkat Elektronik dan Mobile (Industri Elektronik)
Produksi massal juga dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi perangkat mobile dan elektronik. Salah satu contoh perusahaan yang melakukan produksi massal di bidang ini adalah Samsung.
Beberapa contoh produk yang diproduksi secara massal oleh Samsung adalah Mobile Phone, Televisi, LCD, dan kebutuhan elektronik rumah seperti kulkas dan mesin cuci.
5. Produksi Massal Konsol Game (Industri Gaming)
Contoh produksi massal selanjutnya adalah produk konsol game. Produk ini termasuk salah satu produk elektronik yang dirancang khusus memainkan permainan berbasis video.
Salah satu perusahaan terbesar yang melakukan produksi seperangkat produk Konsol Game adalah perusahaan Sony.
6. Produksi Massal Produk Pakaian (Industri Tekstil)
Salah satu contoh produk yang diproduksi secara massal yang menjadi kebutuhan kita dan melekat setiap hari adalah produk pakaian.
Pakaian menjadi produk yang diproduksi secara massal dengan jumlah permintaan yang cukup besar dari konsumen.
Ini merupakan salah satu produk pakaian anak yang diproduksi oleh perusahaan pakaian internasional HnM.
7. Produksi Massal Perabot Rumah Tangga
Contoh produk yang diproduksi massal selanjutnya adalah perabot rumah tangga. Kebutuhan perabot rumah tangga seperti alat masak, alat kebersihan dan masih banyak yang lainnya.
Salah satu contohnya adalah berbagai macam wadah yang diproduksi oleh perusahaan Tupperware Brands Corporation.
Perusahaan ini merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi berbagai macam peralatan kebutuhan rumah tangga yang menggunakan bahan dasar plastik yang berkualitas.
Penutup
Praktik produksi massal bagi sebuah perusahaan industri akan memberikan banyak keuntungan, seperti produktivitas perusahaan yang meningkat dan kebutuhan biaya produksi yang berkurang.
Namun sejalan dengan itu, tentu ada kekurangan yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan dalam perencanaan dari praktik produksi massal itu sendiri. Karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang terintegrasi supaya meminimalisir risiko saat melakukan produk massal.
Sejalan dengan hal tersebut, bagi Anda yang ingin meningkatkan performa lini produksi dengan sistem monitoring dan analytics yang akurat, atau ingin mengefisiensikan kegiatan produksi secara signifikan dengan menekan biaya perawatan, maka kami punya solusinya!
Semuanya dapat Anda wujudkan dengan perangkat manufaktur Machine Monitoring & Analytics dari Auk Industries yang telah membantu banyak perusahaan. Simak detail perangkatnya di bawah ini!