Produksi massal merupakan sebuah mekanisme produksi yang digunakan perusahaan manufaktur dalam memenuhi permintaan pasar yang begitu besar jumlahnya.
Meningkatnya pendapatan perusahaan, berbanding lurus dengan tingkat permintaan pasar yang dapat dipenuhi. Pemenuhan permintaan ini pada akhirnya berpengaruh pada jumlah produksi yang dihasilkan.
Dalam artikel ini, kita akan bahas lengkap mulai dari pengertian produksi massal, ciri serta tahapan, hingga contoh-contoh produknya yang sering kita jumpai sehari-hari.
Pengertian Produksi Massal
Pertama, mari kita cari tahu terlebih dahulu definisi dan pengertian “Produksi Massal”.
Menurut KBBI, kata “Massal” adalah istilah yang merujuk kepada sesuatu yang mengikutsertakan atau melibatkan orang banyak. Apabila kita kaitkan dengan kata “Produksi”, maka:
Mass Production atau Produksi Massal adalah sistem produksi barang dalam jumlah besar yang dilakukan secara berkelanjutan dengan mengikuti standarisasi yang telah ditentukan untuk memenuhi permintaan pasar.
“Memangnya apa sih tujuan dilakukannya produksi massal? Kenapa tidak produksi seperti biasa saja?”
Sederhananya, tujuan produksi massal adalah untuk memenuhi permintaan pasar akan barang dalam jumlah besar dengan mengutamakan efisiensi baik dari segi waktu, biaya, dan juga kualitas yang seragam.
Perusahaan manufaktur yang akan melakukan kegiatan produksi massal perlu melakukan perencanaan yang matang sebelum menjalankannya.Â
Mengapa? Karena hal ini diperlukan agar kegiatan produksi massal tidak hanya berorientasi pada kuantitas produk yang dihasilkan saja, namun juga agar tetap menjaga kualitas dan terhindar dari cacat produksi karena sifatnya yang seragam.
Baca Juga: Apa Itu Perusahaan & Industri Manufaktur? Ini Penjelasannya!
Latar Belakang Produksi Massal
Dikutip dari Wikipedia, istilah produksi massal pertama kali dipopulerkan tahun 1926 oleh Encyclopædia Britannica yang merujuk pada perusahaan bernama Ford Motor Company, produsen mobil asal Amerika Serikat yang berpengaruh di Negeri Paman Sam tersebut.
Pada zaman itu, Ford menggunakan metode yang cukup efisien pada lini perakitan dalam memproduksi mobil sekaligus melakukan manajemen buruh dalam skala besar.
Seiring berjalannya waktu, konsep produksi massal ini pun menyebar ke industri-industri lain contohnya dalam proses produksi bahan makanan, bahan kimia, bahan bakar, cairan, sampai tekstil.
Hingga kini, produksi massal telah menjadi semakin modern karena dibantu dengan berbagai macam teknologi seperti AI, robotik, teknologi nano, big data, dan sebagainya.
Baca Juga: Sejarah Perkembangan Revolusi Industri Era 1.0 sampai 4.0
Pemicu Timbulnya Ide Produksi Massal
Setiap perusahaan yang berorientasi pada profit tentu memiliki tujuan mendapatkan keuntungan dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memadukan potensi perusahaan dengan peluang pasar.Â
Untuk meningkatkan jumlah profit dan memberikan pengaruh pada bisnis industri, perusahaan melakukan sebuah kegiatan produksi massal. Berikut beberapa hal yang menjadikan produksi massal ini dilakukan oleh perusahaan:
a) Meningkatnya Angka Supply & Demand
Dalam dunia industri ada istilah yang biasa digunakan seperti “Supply & Demand”.
Supply adalah jumlah keseluruhan dari barang yang akan dijual oleh perusahaan kepada konsumen, atau dapat juga dikatakan jumlah penawaran. Sedangkan Demand adalah jumlah keseluruhan barang yang diinginkan oleh konsumen untuk dibeli, atau dapat dikatakan dengan permintaan.
Meningkatnya jumlah supply dan demand ini menjadi salah satu pemicu bagi perusahaan untuk melakukan produksi massal pada produk yang menjadi permintaan konsumen dan sebagai persediaan supply perusahaan.
b) Ketersediaan Barang yang Masih Terbatas
Faktor selanjutnya yang menjadikan sebuah perusahaan melakukan kegiatan produksi massal adalah ketersediaan barang yang masih terbatas di tengah permintaan yang semakin meningkat dan bertambah setiap harinya.
Dengan dilakukannya kegiatan produksi massal oleh perusahaan dapat menjadi solusi keterbatasan barang yang dibutuhkan, karena hasil produksi dari kegiatan produksi massal memiliki jumlah dalam skala yang besar.
c) Masih Sedikitnya Jumlah Produsen
Jumlah produsen yang masih sedikit melakukan produksi barang menjadi kebutuhan masyarakat juga menjadi pemicu dilakukannya kegiatan produksi massal.
Hal ini menjadi peluang bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan jumlah penjualan seiring dengan masih sedikitnya jumlah produsen dari produk yang diproduksi oleh perusahaan pada bidang yang sama.
d) Munculnya Peluang Bisnis yang Menjanjikan
Sebuah pelaku usaha tentu memiliki kemampuan dalam melihat sebuah peluang untuk peningkatan sebuah bisnis.
Kegiatan produksi massal ini menjadi salah satu peluang bisnis yang menjanjikan bagi perusahaan yang menjalankannya dengan perencanaan dan strategi yang baik.
Baca Juga: Apa Itu Maintenance? Kenali Jenis, Tujuan, serta Contohnya
Ciri-Ciri Produksi Massal
Sederhananya, karakteristik produksi massal dapat kita lihat dari beberapa hal, seperti prosedurnya yang memiliki standar, menargetkan skala besar, dan juga kegiatannya yang ditunjang oleh mesin-mesin terotomatisasi.
Akan tetapi, jika kita uraikan terdapat 7 ciri-ciri produksi massal yang menandakan bahwa suatu perusahaan sedang melakukan proses ini, yaitu:
1. Memiliki Prosedur yang Terstandarisasi
Proses produksi massal merupakan aktivitas menghasilkan produk dalam jumlah besar, sehingga dalam prosesnya produksi massal ini harus memiliki sebuah standarisasi.
Standarisasi akan membantu produksi massal dapat menghasilkan barang yang sama dalam jumlah yang besar dan waktu yang relatif cepat.
Saat sebuah perusahaan ingin melakukan perubahan pada output barang yang dihasilkan, maka akan membuat perubahan yang signifikan dan membutuhkan waktu yang lama dalam proses perubahan sistem.
Oleh karena itu, setiap produksi massal harus memiliki standarisasi yang konsisten dalam menghasilkan output barang yang dihasilkan.
2. Bertujuan Menguasai Sebagian Besar Pasar
Dikarenakan volume produksi yang begitu besar, tentu produk-produk yang dihasilkan nantinya harus sampai ke tangan masyarakat luas.
Penyebarluasan produk melalui berbagai saluran distribusi ini ditujukan agar perusahaan manufaktur dapat memenuhi permintaan pasar yang juga sama besarnya.
Apabila dapat memenuhi permintaan tersebut, tentu perusahaan dapat menguasai sebagian besar pasar melalui kegiatan produksi massal dalam jangka waktu lama.
3. Produk Massal Mudah Ditemukan di Pasaran
Kita tahu bahwa produksi massal menghasilkan barang yang memiliki bentuk serta kualitas yang seragam. Di samping itu, harga produknya pun terjangkau dan tersedia banyak di pasar bebas.
Hal inilah yang menjadikan kita dapat dengan mudah menemukan produk massal tersebut tanpa harus memenuhi persyaratan tertentu.
4. Jumlah Permintaan (Demand) yang Tidak Pasti
Dalam sebuah aktivitas produksi massal, biasanya barang diproduksi dengan jumlah yang berskala besar. Ini dikarenakan tidak pastinya jumlah permintaan seperti pada produksi batch.
Produksi massal mengutamakan efisiensi dalam sebuah proses produksi. Namun, permintaan yang tidak pasti ini membuat barang yang diproduksi biasanya dijual dengan harga sesuai biaya produksi atau dengan harga murah.
5. Alur Produksi yang Lancar dan Berkesinambungan
Sebuah aktivitas produksi massal harus memiliki aliran produksi yang lancar. Dari satu tahap ke tahap lainnya harus berjalan dengan tepat dan tetap sehingga proses produksi dapat terjaga polanya.
Misalnya, pada produksi makanan seperti mie instan. Maka ada proses pembuatan mie, pemotongan mie sesuai ukuran, penambahan bumbu, dan pengemasan, sampai pada pengepakkan ke dalam kardus.
6. Biaya Produksi per Barang yang Rendah
Pada saat perusahaan memutuskan untuk melakukan produksi massal, ada berbagai kebutuhan yang wajib tersedia sebelum menjalankannya, misalkan saja bahan baku.
Tentu kebutuhan tersebut memerlukan modal awal dalam pengadaannya, sehingga tidak salah ada yang menyebutkan bahwa produksi massal memerlukan biaya awal yang tinggi.
Namun, seiring berjalannya waktu ketika produk massal tersebut telah terdistribusikan bahkan sampai ke tangan konsumen, kita akan menyadari bahwa biaya produksi per barang ternyata lebih rendah dari yang dibayangkan.
Karenanya, apabila kita melihat dari sisi biaya dalam jangka panjang, produksi massal akan terasa lebih murah dibandingkan sebaliknya.
7. Spesialisasi Tugas oleh Tenaga Kerja
Sebagian besar proses produksi massal adalah memanfaatkan mesin dalam menjalankan proses produksi ini. Namun, produksi massal masih tetap membutuhkan tenaga kerja manusia, misalnya seperti produksi kendaraan bermotor.Â
Tenaga kerja manusia dibutuhkan pada titik-titik tertentu dalam sebuah proses produksi massal. Misalnya seperti pada produksi mobil, dibutuhkan tenaga kerja manusia untuk bagian memasang baut, uji coba kemudi, dan sebagainya.
Baca Juga: Mengenal Konsep Smart Manufacturing dalam Dunia Industri
6 Tahapan Produksi Massal
Kegiatan produksi massal tidak serta-merta langsung mengeksekusi setiap bahan baku yang ada di inventori menjadi produk jadi. Ada 6 tahapan yang harus dilalui sebagai syarat melakukan produksi, yaitu:
Tahap 1: Perencanaan Produksi Massal
Tahapan perencanaan produksi massal yang pertama adalah membuat konsep perencanaan itu sendiri, di mana pada tahap ini Anda harus mampu memetakan proses produksi dari awal sampai akhir.
Tahapan produksi massal pada fase perencanaan ini antara lain:
- Tahap Persiapan Rencana Produksi Massal
- Tahap Penyusunan Jadwal Kegiatan Produksi
- Tahap Perencanaan Pengadaan Bahan Baku Produksi
- Tahap Penyusunan Jadwal Kegiatan Operasional
- Tahap Penjadwalan Komunikasi dengan Stakeholder
Alasan pentingnya membuat tujuan perencanaan produksi massal ini adalah agar proses produksi dapat berjalan lancar hingga akhir dengan menjamin hasil terbaik di setiap prosesnya tanpa ada kesalahan sedikitpun.
Tahap 2: Pembuatan Product Requirements Document (PRD)
Dikutip dari Perforce, Product Requirements Document (PRD) adalah outline dari sebuah persyaratan produk yang ingin dibuat sehingga orang-orang yang terlibat akan tahu bagaimana gambaran produk tersebut.
Setidaknya, ada 4 elemen yang harus ada di dalam sebuah PRD yaitu:
- Purpose – Tujuan Pembuatan Produk
- Features – Fitur-fitur yang Terdapat pada Produk
- Release Criteria – Kriteria Rilis
- Timeline – Linimasa
Tahap 3: Engineering Validation and Testing (EVT)
Pada tahap Validasi dan Pengujian Teknik atau Engineering Validation and Testing (EVT), tim produksi akan melakukan serangkaian pengujian agar fitur-fitur teknis yang disebutkan di dalam PRD dapat benar-benar dimiliki oleh produk.
Selain itu, proses pada tahap ini juga akan meminimalisir bahkan menghilangkan risiko-risiko agar produk dapat diproduksi sesuai dengan harapan.
Tahap 4: Design Validation and Testing (DVT)
Selanjutnya pada tahap Validasi dan Pengujian Desain atau Design Validation and Testing (DVT), produk yang akan diproduksi diuji terlebih dahulu bagaimana bentuk tampilannya, mulai dari bahan hingga gambaran mengenai bentuk akhirnya seperti apa.
Di era modern seperti sekarang, tidak jarang banyak perusahaan yang menggunakan teknologi 3D CAD Modeling hingga 3D printing untuk membantu tim membuat sebuah prototype.
Tahap 5: Production Validation and Testing (PVT)
Lalu pada tahap Validasi dan Pengujian Produksi atau Production Validation and Testing (PVT) atau lebih mudahnya disebut pra produksi, merupakan tahap di mana menguji kemampuan produksi dengan skala yang lebih kecil namun tetap sesuai dengan perencanaan awal.
Tahap ini akan melihat sejauh mana tingkat kesiapan serta kelayakan apabila nanti masuk ke tahap produksi massal.
Tahap 6: Menjalankan Proses Produksi Massal
Tahapan produksi massal yang terakhir adalah tahap di mana melakukan produksi massal itu sendiri, namun tidak semata langsung diproduksi semuanya.
Akan tetap ada penyesuaian terhadap kapasitas produksi sehingga terkadang produksi massal nantinya dapat dijalankan dalam beberapa gelombang.
Baca Juga: 7 Indikator Penting Keberhasilan Produksi Massal
Itu tadi tahapan produksi massal yang harus dilalui mulai dari tahap perencanaan, pembuatan dokumen, pengujian-pengujian, hingga proses produksinya. Selanjutnya, mari kita bahas apa saja keuntungan dan kerugian produksi massal bagi perusahaan.
Apa Saja Dampak Produksi Massal?
Mengingat kegiatan produksi massal dilakukan secara berkelanjutan, tentu hal ini akan berpengaruh kepada banyak hal. Untuk memahami seperti apa pengaruhnya, Anda harus paham 2 prinsip dasar dalam produksi massal.
2 Prinsip Dasar Produksi Massal
Dikutip dari Britannica, terdapat 2 prinsip utama dalam produksi massal, yaitu pemanfaatan sumber daya manusia dan penggunaan alat yang teroptimasi.
- Spesialisasi Tugas Sumber Daya Manusia
Lebih dari hanya sekadar individu, sumber daya manusia yang dimaksudkan adalah mereka yang memiliki keterampilan khusus (Spesialis) di bidangnya. - Penggunaan Alat yang Terotomatisasi
Proses produksi massal biasanya ditunjang oleh alat-alat yang telah terotomatisasi. Selain akurasi dan menghindari kesalahan produksi, manfaat lainnya adalah dapat mengurangi biaya tenaga kerja serta efisiensi waktu produksi.
Baca Juga: Apa Itu Digitalisasi? Berikut Pengertian serta 5 Contohnya
Pengaruh Produksi Massal Terhadap Perekonomian
Pada praktiknya, produksi massal ini memberikan dampak langsung pada sektor bisnis dan ekonomi, karena sejatinya dua hal ini saling berkaitan satu sama lain.
Kegiatan produksi massal memberikan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat dalam kesehariannya, seperti:
- Pemenuhan kebutuhan rumah tangga
- Penunjang aktivitas serta pekerjaan
- Peningkatan kualitas dan taraf hidup
- Perubahan pola dan tata nilai bermasyarakat
Dalam skala yang lebih besar, produksi massal dapat memberikan dampak signifikan bagi perekonomian suatu negara karena kegiatannya berputar pada aktivitas produksi, distribusi, dan konsumsi dalam satu waktu yang bersamaan.
Dengan output berupa produk massal yang memiliki bentuk & kualitas seragam, di sini perusahaan manufaktur menjalankan perannya sebagai produsen.
Setelah itu, produk-produk tersebut didistribusikan oleh distributor kepada banyak pihak seperti retail, grosir, reseller, eceran, ataupun pelaku distribusi lainnya.
Pihak-pihak inilah yang kemudian secara langsung menyalurkan produk massal tersebut kepada para konsumen yang dalam konteks ini adalah masyarakat luas. Dari alur ini, maka terciptalah suatu pola apa yang diminta dan apa yang dapat disuplai.
Upaya pemenuhan “Supply & Demand” menjadi alasan utama mengapa produksi massal begitu berpengaruh terhadap perekonomian suatu bangsa, karena nanti akan berujung pada Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP) yang dapat naik atau justru malah turun.
Baca Juga: Proses Manufaktur: Pengertian, Jenis, hingga Contohnya
Keuntungan Produksi Massal
Jika kita bicara mengenai keuntungan produksi massal, maka kita juga akan berbicara mengenai kelebihan produksi massal itu sendiri.
Perlu diketahui, kelebihan produksi massal adalah pada segi volume serta mekanismenya itu sendiri. Hal ini berdampak pada biaya pengadaan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan juga waktu yang jauh lebih efisien.
Apabila dijabarkan lebih lanjut, berikut ini keuntungan produksi massal paling utama akan diterima oleh perusahaan manufaktur:
- Biaya Produksi Rendah dalam Jangka Panjang
- Efektif & Efisien dari Tahap Produksi Hingga Distribusi
- Menghasilkan Produk Seragam dengan Kualitas Baik
- Produktivitas Perusahaan Meningkat
Baca Juga: Mengenal Teknologi Manufacturing Execution System (MES)
Kerugian Produksi Massal
Sama halnya dengan kelebihan, kita harus paham juga apa kekurangan produksi massal sebelum membahas mengenai kerugiannya.
Beberapa kekurangan produksi massal adalah seperti prosesnya yang tidak fleksibel (Kaku) karena harus mengikuti standar, kurangnya ragam serta variasi produk, dampak lingkungan, dan juga investasi di awal yang tergolong tinggi.
Adapun kerugian produksi massal yang timbul akibat perencanaan yang tidak matang adalah:
- Modal Awal yang Sangat Besar
- Berpotensi Menurunkan Motivasi para Pekerja
- Membutuhkan Peningkatan dengan Prinsip “Zero Mistake”
- Aturan & Standarisasi yang Menuntut Kesempurnaan
Apabila kita rangkum ke dalam tabel, berikut keuntungan dan kerugian produksi massal bagi perusahaan:
Keuntungan | Kerugian |
---|---|
Biaya Produksi Rendah | Investasi Awal yang Tinggi |
Tahap Produksi yang Efektif & Efisien | Mempengaruhi Motivasi Tenaga Kerja |
Produk Seragam dengan Kualitas Baik | Implementasi Prinsip “Zero Mistake” |
Peningkatan Produktivitas Perusahaan | Kesempurnaan Aturan & Standar |
Baca Juga: Metode OEE (Overall Equipment Effectiveness) di Manufaktur
Contoh Produksi Massal serta Produknya
1. Produksi Massal Industri Otomotif
Produksi massal otomotif ini sudah banyak dilakukan, salah satunya adalah PT. Astra Daihatsu, dengan kendaraan bermotor sebagai contoh produk massal yang dihasilkannya.
PT. Astra Daihatsu Motor (ADM)Â adalah Agen Tunggal Merek mobil Daihatsu di Indonesia yang memiliki hak untuk mengimpor, merakit dan membuat kendaraan bermerk Daihatsu/Toyota, dan komponen serta bisnis terkait di Indonesia.
ADM merupakan perusahaan joint venture antara Daihatsu Motor Company dengan Astra International yang ada sejak tahun 1978.
Pada tahun 1973, perusahaan ADM mendapatkan hak untuk mengimpor kendaraan Daihatsu ke Indonesia. Tiga tahun kemudian, Astra ditunjuk menjadi agen tunggal, importir dan distributor tunggal kendaraan Daihatsu di Indonesia.
Kegiatan merakit dan membuat kendaraan bermotor inilah yang merupakan contoh proses produksi massal pada kendaraan bermotor.
2. Produksi Massal Makanan Kalengan
Lalu di sektor industri pangan atau makanan, dapat kita sebut PT. Bahtera Wiraniaga Internusa sebagai contoh produksi massal berikutnya ini.
Untuk contoh produk massal yang dihasilkannya adalah berupa berbagai macam makanan dalam bentuk kemasan kaleng. Misalnya produk olahan daging hingga susu formula.
Pronas merupakan pelopor makanan kaleng yang awalnya memproduksi makanan kaleng dan daging beku yang sudah bersertifikasi halal oleh MUI.
3. Produksi Massal Makanan & Minuman Kemasan
Salah satu hal yang paling banyak dihasilkan sebagai contoh produksi massal adalah produk makanan dan minuman dalam kemasan. Adapun perusahaan yang melakukan produksi seperti ini adalah PT. Mayora Indah Tbk.
Berbagai produk yang diproduksi oleh PT. Mayora mulai dari berbagai macam biskuit, minuman dan makanan ringan lainnya.
4. Produksi Massal Perangkat Mobile (Industri Elektronik)
Produksi massal juga dilakukan oleh perusahaan yang memproduksi perangkat mobile dan elektronik. Salah satu contoh perusahaan yang melakukan produksi massal di bidang ini adalah Samsung.
Beberapa contoh produk massal yang dihasilkan oleh Samsung adalah Mobile Phone, Televisi, LCD, dan kebutuhan elektronik rumah seperti kulkas dan mesin cuci.
5. Produksi Massal Konsol Game (Industri Gaming)
Contoh produksi massal selanjutnya adalah produk konsol game. Produk ini termasuk salah satu produk elektronik yang dirancang khusus memainkan permainan berbasis video.
Salah satu perusahaan terbesar yang melakukan produksi seperangkat produk Konsol Game adalah perusahaan Sony.
6. Produksi Massal Produk Pakaian (Industri Tekstil)
Salah satu contoh produk massal yang dihasilkan secara besar yang menjadi kebutuhan kita dan melekat setiap hari adalah produk pakaian.
Pakaian menjadi produk yang diproduksi secara massal dengan jumlah permintaan yang cukup besar dari konsumen.
Ini merupakan salah satu produk pakaian anak yang diproduksi oleh perusahaan pakaian internasional HnM.
7. Produksi Massal Perabot Rumah Tangga
Contoh produk yang diproduksi massal selanjutnya adalah perabot rumah tangga. Kebutuhan perabot rumah tangga seperti alat masak, alat kebersihan dan masih banyak yang lainnya.
Salah satu contohnya adalah berbagai macam wadah yang diproduksi oleh perusahaan Tupperware Brands Corporation.
Perusahaan ini merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi berbagai macam peralatan kebutuhan rumah tangga yang menggunakan bahan dasar plastik yang berkualitas.
Contoh Studi Kasus Produksi Massal di Dunia Industri
Sebuah produksi massal memberikan manfaat efisiensi waktu dan cepat dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat sehari-hari. Barang-barang yang Anda temui setiap hari merupakan hasil dari produksi massal yang dilakukan oleh perusahaan industri.
Seperti halnya ponsel, makanan kaleng dan kendaraan bermotor yang Anda gunakan setiap hari.
Sebuah proses produksi untuk memproduksi barang-barang tersebut secara massal ini tentu berbeda dengan produksi barang yang dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja manusia secara penuh, seperti produk kerajinan dan sebagainya.
Hal inilah yang membuat produksi massal banyak dilakukan dalam praktik dunia industri, produksi massal memberikan manfaat efisiensi secara waktu dalam memenuhi permintaan konsumen.Â
Selain itu,harga yang diberikan juga biasanya relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan produk yang tidak diproduksi secara massal, sehingga konsumen dapat menyesuaikan kebutuhan dengan kemampuannya untuk membeli sebuah produk.
Baca Juga: Apa Itu Quality Control? Berikut Fungsi serta 4 Metodenya
Pertanyaan Seputar Pengertian Produksi Massal
a. Apa yang Dimaksud dengan Produksi Massal?
Berdasarkan informasi yang telah disinggung di atas, dapat kita pahami bahwa produksi massal merupakan kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan dalam memproduksi barang dalam kuantitas atau jumlah besar, dengan tujuan memenuhi kebutuhan pasar, dan biasanya dilakukan secara kontinyu.
b. Bagaimana Cara Melakukan Produksi Massal?
Eksekusi produksi besar-besaran tidak dilakukan serta-merta tanpa tujuan atau persiapan. Setidaknya ada 6 tahapan yang bisa menjadi acuan produksi, diantaranya:
- Tahap Perencanaan Produksi
- Membuat Product Requirements Document (PRD)
- Tahap Validasi dan Pengujian Teknik (EVT)
- Tahap Validasi dan Pengujian Desain (DVT)
- Tahap Validasi dan Pengujian Produksi (PVT)
- Menjalankan Proses Produksi
c. Apa Tujuan dari Proses Produksi Massal?
Secara umum dan sederhana, produksi massal dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam jumlah yang tidak sedikit, dan semakin bertambah jumlahnya seiring berjalannya waktu.
Sedangkan tujuan produksi besar-besaran dari sisi perusahaan adalah untuk meningkatkan keuntungan melalui efisiensi saat proses produksi.
d. Apa Saja Ciri-Ciri dari Proses Produksi Massal?
Kegiatan dalam produksi massal memiliki prinsip khusus, sehingga ini menjadi ciri yang membedakannya. Ciri-ciri tersebut bisa dilihat dari sisi SDM maupun sistem produksi, lebih detailnya:
- Ada spesialisasi tugas SDM (Dari operator mesin, pengawas, hingga bagian Quality Control)
- Penggunaan alat yang terotomatisasi oleh sistem
e. Apa Kelebihan dan Kekurangan dari Produksi Massal?
Kelebihan menerapkan sistem massal dalam produksi diantaranya:
- Produktivitas Perusahaan Meningkat
- Efektif dan Efisien Waktu Mulai dari Tahap Produksi Hingga Distribusi
- Biaya Produksi Menurun untuk Jangka Panjang
- Menghasilkan Produk Seragam dengan Kualitas yang Baik
Di sisi lain produksi massal pun bisa menghadirkan beberapa kekurangan seperti berikut:
- Modal yang Dibutuhkan Sangat Besar
- Berpotensi Menurunkan Motivasi para Pekerja
- Membutuhkan Peningkatan & Pembaruan dengan Prinsip Zero Mistake
Penutup
Praktik produksi massal bagi sebuah perusahaan industri akan memberikan banyak keuntungan, seperti produktivitas perusahaan yang meningkat dan kebutuhan biaya produksi yang berkurang.
Namun sejalan dengan itu, tentu ada kekurangan yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan dalam perencanaan dari praktik produksi massal itu sendiri. Karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang terintegrasi untuk meminimalisir risiko saat melakukan produk massal.
Sejalan dengan hal tersebut, Anda juga bisa mengadopsi kemudahan lini produksi melalui perangkat manufaktur Machine Monitoring & Analytics by Auk Industries, yang bekerja dengan cara memantau & menganalisis keseluruhan kinerja mesin di pabrik.
Atau bisa juga menggunakan sistem Pencatatan Produksi Manufaktur yang berbasis website, sebagai perkembangan cara kerja kekinian yang telah terotomatisasi, melalui layanan IT Consulting & Software Solution. Untuk informasi lebih lanjut bisa juga klik banner di bawah, ya!