Ada banyak sekali kompetitor di luar sana, mengapa calon prospek harus bersama Anda? Pahami kelebihan dan keunikan brand Anda sendiri dengan konsep golden circle!
Anda tentu tahu dan paham bahwa Anda bukanlah satu-satunya pelaku bisnis di dunia ini. Bahkan jika Anda melihat kompetisi di bidang perusahaan Anda di kota yang sama, Anda tentu akan tahu bahwa persaingan di masa sekarang sudah sangat keras. Satu sama lain menawarkan solusi yang hampir sama.
Lalu apa alasan calon prospek memilih perusahaan milik Anda? Mengapa tidak memilih yang lain? Terkadang para pelaku bisnis tidak bisa menjawab ini, karena nyatanya mereka tidak memahami ciri khas dari bisnis mereka sendiri, alias hanya asal bangun bisnis. Praktik seperti ini tentu mengakibatkan bisnis tidak bisa berkembang!
Pahami Brand Anda dengan Golden Circle
Jika Anda memang mau mengembangkan bisnis lebih jauh, maka Anda wajib mengetahui kelebihan dan kekurangan dari bisnis yang Anda kelola. Apalagi jika Anda bermain di bidang yang cukup jenuh dan banyak pesaingnya. Calon pelanggan tentu tidak akan mau memilih untuk berpartner dengan bisnis yang biasa-biasa saja.
Pertanyaannya, apakah ada cara dan panduan khusus dalam memahami brand dan membuatnya bisa stand out di tengah-tengah pasar? Tentu saja ada, dan analisa dengan golden circle adalah jawabannya!
3 Poin Penting dalam Golden Circle
Terdapat 3 poin utama yang perlu Anda jawab dalam melakukan analisa dengan metode golden circle. Tenang saja, tidak ada riset-riset yang memusingkan dan semuanya bisa Anda dapatkan dari data Anda sendiri!
Why – Mengapa Anda Melakukannya?
Anda perlu tahu mengapa Anda menciptakan brand ini? Masalah apa yang dihadapi oleh calon target pelanggan Anda, sehingga mereka harus memilih brand yang Anda kelola sebagai solusi mereka?
Baca juga: Bagaimana Membuat Konten yang Baik di Social Media Untuk Bisnis
Tujuan dari poin ini adalah memahami apa tujuan perusahaan dan apakah itu memberikan manfaat konkrit di pasar. Di tingkat lebih lanjut, Anda juga perlu memahami apakah alasan yang Anda pegang memiliki urgensi tinggi atau rendah. Urgensi yang rendah tentu akan mempengaruhi bagaimana pelanggan berinteraksi dengan brand Anda.
Sebagai contoh, penyewa kos tentu jauh lebih tinggi interaksinya dibandingkan dengan pembeli rumah. Meskipun keduanya sama-sama memiliki urgensi tinggi, karena sama-sama membahas tentang tempat tinggal, namun lebih banyak orang yang mampu menyewa kos dibandingkan dengan yang mampu membeli rumah.
How – Bagaimana Anda Melakukannya?
Poin selanjutnya adalah bagaimana Anda bisa memenuhi hal tersebut? Jenis solusi apa yang Anda tawarkan untuk menyelesaikan masalah itu?
Anggaplah brand Anda dibuat untuk menjawab kesulitan para perantau yang sedang mencari kos di lokasi perantauan. Di tahap ini, Anda bisa muncul dengan berbagai contoh solusi seperti mempermudah pencarian kos dengan aplikasi mobile yang bisa diakses dari mana saja.
Tentu saja cara yang Anda berikan harus masuk akal dan bisa diakses oleh calon target pasar Anda. Dari contoh kasus di atas, jika ternyata aplikasi mobile Anda memiliki biaya berlangganan yang harganya lebih tinggi dari harga sewa kos rata-rata, jelas tidak akan ada yang mau.
What – Apa Produknya?
Terakhir adalah, apa produk yang Anda tawarkan sebagai bagian dari gagasan solusi Anda tadi. Apa langkah konkrit yang Anda ambil dari motivasi dan gagasan yang Anda percayai.
Dari contoh kasus yang diangkat, maka aplikasi pencarian kos berdasarkan lokasi perantauan adalah salah satu poin dari jawaban what ini. Fokus dari what adalah memastikan kalau Anda memiliki konsep solusi yang nyata dalam menjawab permasalahan yang dialami oleh calon target pelanggan.
Dan sekali lagi, jika bentuk produk yang ditawarkan tidak masuk akal, maka kemungkinan besar tidak ada pelanggan yang akan tertarik pada brand Anda.
Baca juga: 5 Faktor Utama Meningkatkan Daya Saing di Era Industri 4.0
Pahami Brand Sendiri, Tingkatkan Daya Saing Anda
Dengan memahami brand Anda lebih lanjut, Anda selangkah lebih siap dalam menghadapi kompetisi yang liar di masyarakat. Apalagi di era revolusi industri 4.0, dimana kompetisi semakin sengit karena kehadiran teknologi yang sudah semakin maju.
Mereka yang tidak memahami apa yang mereka lakukan, tentu tidak akan bisa bertahan. Jika Anda sebagai pemilik bisnis saja tidak paham, bagaimana cara pelanggan Anda bisa memahami bisnis Anda?