Apakah Anda sudah pernah mendengar atau merasa familiar dengan salah satu konsep marketing yaitu AIDA sebelumnya?
Dalam dunia digital marketing, AIDA merupakan salah satu konsep dan funnel marketing yang populer digunakan oleh para Digital Marketer guna menjalankan kepentingan bisnis.
Untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai pengertian konsep AIDA hingga bagaimana contoh penerapannya untuk bisnis, simak selengkapnya dalam artikel Sasana Digital berikut ini.
Apa Itu Konsep AIDA?
Konsep AIDA adalah suatu model marketing yang dapat mengidentifikasi tahapan kognitif yang dialami oleh seseorang dalam proses pembelian suatu produk atau jasa. Konsep ini menjelaskan bagaimana calon pembeli melewati serangkaian proses yang terdiri dari beberapa tahap sebelum akhirnya terjadi kegiatan pembelian dalam bisnis.
Menurut The Balance Careers, seorang pelopor dalam dunia periklanan dan penjualan asal Amerika, Elias St Elmo Lewis, menciptakan ungkapan serta pendekatannya.
Pada tahun 1899, Lewis berbicara mengenai cara menarik perhatian pembaca saat memberikan informasi hingga “Mengubah” mereka menjadi pelanggan.
Kemudian, pada tahun 1909, hal tersebut berkembang dan menjadi menarik perhatian, membangkitkan minat, persuasif, dan meyakinkan. Hal tersebut kurang lebih menyerupai konsep AIDA yang sekarang sudah terkenal di seluruh dunia.
AIDA sendiri merupakan akronim yang terdiri dari Awareness (Kesadaran), Interest (Ketertarikan), Desire (Hasrat atau Keinginan), dan Action (Aksi).
Baca Juga: Konten: Pengertian, Jenis, serta Etika dalam Pembuatanya
Berikut di bawah ini merupakan penjelasan dari masing-masing huruf yang telah mewakili proses transaksi jual beli dalam bisnis.
A = Awareness (Kesadaran)
Tahapan pertama dari konsep AIDA adalah menciptakan kesadaran atau daya tarik pada sebuah brand dan produk atau jasa yang Anda jual. Pada tahap ini, akan menjelaskan bagaimana pentingnya menarik perhatian konsumen yang dapat dilakukan dengan banyak cara.
Salah satunya seperti menempatkan iklan di lokasi yang memiliki kemungkinan untuk dilihat oleh banyak orang. Selain itu, bisa juga untuk menambahkan sesuatu yang bersifat provokatif untuk menarik perhatian calon konsumen. Pada tahap ini, personalisasi juga dapat membantu.
Untuk membuat calon konsumen menjadi sadar akan produk atau jasa Anda, maka perlu untuk menargetkan calon konsumen secara individual. Biasanya konten yang menarik terdiri dari pesan yang kontradiktif, provokatif dan informatif. Seperti apa contoh konten Copywriting yang menarik itu?
- Headline yang menarik perhatian
- Terdapat video yang menarik perhatian
- Atau bisa juga masukkan gambar yang menarik
- Tata letak konten yang tepat
- Jingle iklan yang mampu diingat oleh pelanggan
I = Interest (Minat atau Ketertarikan)
Setelah berhasil mendapatkan perhatian dari calon konsumen, tahapan kedua dari konsep AIDA adalah Interest atau suatu tahapan untuk mempertahankannya. Tahap ini cenderung akan lebih sulit apabila dibandingkan dengan tahap pertama, terlebih produk dan jasa dari bisnis Anda mungkin tak mumpuni.
Menjaga minat atau ketertarikan konsumen adalah sebuah tantangan khusus dalam proses pemasaran. Namun, terdapat banyak cara yang bisa dilakukan untuk terus mempertahankan minat konsumen, salah satunya dengan memberikan sesuatu yang terus relevan dan menarik.
Jangan sampai konsumen merasa bosan dengan iklan yang begitu-begitu saja atau bahkan semakin sulit untuk dimengerti. Anda bisa membuat beragam iklan menarik untuk memberikan informasi apa yang bisa didapatkan oleh calon konsumen.
Buatlah calon konsumen tersebut tertarik dan menaruh minatnya terhadap brand serta produk atau jasa Anda. Tahap Interest ini penting untuk mendorong calon konsumen melakukan riset lebih lanjut terkait brand dan produk atau jasa yang Anda tawarkan tersebut.
D = Desire (Hasrat atau Keinginan)
Desire merupakan tahap ketiga dalam serangkaian proses pembelian suatu produk atau jasa yang dialami oleh calon konsumen menurut konsep AIDA. Ketika Anda memiliki asumsi bahwa calon konsumen sudah tertarik terhadap brand dan produk atau jasa, maka saatnya untuk Anda menciptakan hasrat dan hubungan yang lebih emosional.
Di tahap ini penting untuk menunjukkan banyak keunggulan dari brand dan produk atau jasa Anda. Serta untuk membuat ketertarikan calon konsumen menjadi memiliki perasaan untuk membutuhkan produk atau jasa Anda tersebut.
Apabila mungkin sebelumnya, calon konsumen memiliki sejumlah keraguan dan pertanyaan akan produk atau jasa yang Anda tawarkan, pada tahap ini penting untuk Anda maksimalkan.
Anda dapat meyakinkan kembali calon konsumen dan memberikan jawaban yang dibutuhkan agar calon konsumen dapat merasa butuh untuk membeli produk tersebut.
Tak lupa untuk membuat informasi tersebut yang diisi dengan sejumlah fakta-fakta menarik dari produk atau jasa Anda. Dalam ilmu Copywriting sendiri, terdapat 3 model untuk menimbulkan hasrat atau keinginan pada calon konsumen Anda, diantaranya:
- Perlu dijelaskan bagaimana produk atau jasa dapat menyelesaikan permasalahan calon pelanggan.
- Tampilkan testimonial pelanggan yang telah terbukti membantu penjualan sebelumnya.
- Tunjukkan apa saja manfaat yang akan didapatkan dari produk atau jasa Anda.
A = Action (Aksi)
Tahap yang terakhir dari konsep AIDA adalah Action, artinya di tahap inilah calon konsumen akhirnya melakukan aksi pengambilan keputusan. Pada tahap ini, ada banyak bentuk yang dapat dilakukan calon konsumen, seperti mengunjungi website, melakukan panggilan telepon, berlangganan newsletter, mengunjungi toko, dan lain sebagainya.
Tak ada jaminan bahwa setiap proses pemasaran akan selalu berakhir dengan penjualan. Namun, penting untuk meyakinkan bahwa setiap calon konsumen yang sudah mencapai tahap Action ini memiliki impresi dan pengalaman yang menyenangkan terhadap produk atau jasa Anda.
Baca Juga: Bagaimana Algoritma Instagram Bekerja? Begini Penjelasannya!
Contoh AIDA dalam Pemasaran Bisnis
Konsep AIDA mungkin tidak hanya disebut sebagai model pemasaran, melainkan juga sebagai model komunikasi. Konsep AIDA merupakan sebuah metode atau konsep yang dapat mengidentifikasi bagaimana dan kapan berkomunikasi di setiap tahapan kepada calon konsumen.
Perlu diingat bahwa calon konsumen menggunakan platform yang berbeda-beda dan memerlukan informasi yang berbeda pula. Ketika Anda menerapkan konsep AIDA dalam bisnis, ingatlah beberapa pertanyaan kunci berikut ini:
1. Awareness (Kesadaran)
- Bagaimana Anda membuat calon konsumen mengetahui produk atau jasa yang Anda sedang pasarkan?
- Apa strategi yang Anda gunakan untuk menjangkau konsumen sesuai target?
- Apa pesan yang ingin Anda sampaikan?
- Platform apa saja yang akan Anda gunakan?
2. Interest (Minat atau Ketertarikan)
- Bagaimana Anda akan mendapatkan ketertarikan dari calon konsumen?
- Apa saja bukti yang dapat mendukung reputasi sebuah produk atau jasa Anda?
- Apa strategi konten yang Anda miliki?
- Bagaimana cara Anda menyampaikan informasi?
3. Desire (Hasrat atau Keinginan)
- Apa yang membuat produk atau jasa Anda diinginkan oleh calon konsumen?
- Bagaimana untuk berinteraksi secara personal dan membuat hubungan emosional dengan calon konsumen? Apakah melalui obrolan langsung atau menggunakan platform media sosial?
4. Action (Aksi)
- Apa bentuk ajakan dan di mana Anda harus menempatkannya?
- Apakah sudah cukup mudah bagi calon konsumen untuk terhubung dengan bisnis Anda?
- Bagaimana cara calon konsumen untuk terlibat di seluruh platform yang tersedia dan mereka gunakan dengan Anda?
Baca Juga: Unique Selling Point (USP): Ini 5 Cara Menentukannya!
Kelebihan dan Kekurangan Konsep AIDA
Merangkum dari DM Exco, Ionos dan Hubspot, berikut dibawah ini terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari penerapan konsep AIDA.
a. Kelebihan Konsep AIDA
Konsep AIDA sendiri telah hadir selama lebih dari 100 tahun. Meskipun demikian, konsep AIDA masih digunakan hingga sekarang karena struktur konsepnya yang timeless dan terdapat banyak juga model turunannya, antara lain:
- DAGMAR: Defining Advertising Goals for Measured Advertising Results
- AIDAS: Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction
- AISDALSLove: Attention, Interest, Search, Desire, Action, Like/Dislike, Share, Love/Hate
Selain itu, kelebihan lain dari konsep AIDA ini adalah sebagai berikut:
- Mampu menggambarkan proses pembelian seseorang dengan sangat sederhana
- Membantu Anda dalam mengetahui potensi kekurangan dari produk atau jasa Anda sendiri
- Dalam konteks Content Marketing, akan membantu Anda dalam membuat konten yang dapat mengkonversi target audiens menjadi konsumen
b. Kekurangan Konsep AIDA
Meskipun demikian, konsep AIDA pun bukan hadir tanpa ada kekurangan sama sekali. Berikut adalah beberapa kekurangan dari konsep AIDA, diantaranya:
- Tidak memperhitungkan buyer’s journey yang non-linear
- Tidak memperhitungkan impulse purchase
- Membuat proses pembelian untuk kebutuhan seseorang terlalu sederhana
- Tidak melibatkan faktor-faktor ketika membeli seperti ketersediaan barang, harga, kepuasan konsumen, dan rekomendasi dari lingkungan sekitar
Kekurangan lainnya dari strategi pemasaran menggunakan konsep AIDA ini apabila dibandingkan dengan strategi pemasaran lainnya adalah kurangnya memperhatikan efek pasca-pembelian.
Dalam hal ini, arti dari efek pasca pembelian sendiri adalah kepuasan pelanggan, pembelian berulang, memberikan rekomendasi pada orang lain ataupun memberikan testimonial tertentu.
Baca Juga: 8 Perbedaan WA Bisnis dan WA Biasa serta Kelebihannya
Penutup
Demikianlah pembahasan Sasana Digital kali ini mengenai konsep AIDA. Beberapa hal yang harus digaris bawahi dalam melakukan dan menerapkan konsep AIDA adalah harus ramah terhadap perubahan yang terjadi.
Artinya, saat ini sudah banyak orang yang mulai menggunakan internet sebagai media pemasaran sehingga bisnis bisa mendatangkan laba yang lebih besar dibandingkan dengan cara pemasaran konvensional.
Nah, bagi Anda yang masih bingung bagaimana cara mendorong performa bisnis yang masih saja stagnan, Anda bisa menggunakan layanan kami, Audit & Consulting Digital Marketing.
Sasana Digital akan mengidentifikasi, mengukur, serta mencari peluang & ancaman yang akan mempengaruhi perkembangan bisnis Anda kedepannya. Yuk, manfaatkan dulu Layanan Free Consulting kami!